BERTUAHPOS.COM — Amerika Serikat menyebut bahwa ancaman nuklir yang akan dilancarkan Rusia dalam invasi Ukraina, hanya omong kosong belaka. AS menganggap itu sebuah retorika tak berisi.
Pejabat Kemenhan mengungkapkan, pihaknya terus memantau kemampuan nuklir mereka setiap hari sebaik mungkin, “Dan kami tidak menilai bahwa ada ancaman penggunaan senjata nuklir dan tidak ada ancaman terhadap wilayah NATO,” tuturnya dikutip dari tempo.co, 30 April 2022.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada hari Senin bahwa Barat tidak boleh meremehkan peningkatan risiko konflik nuklir di Ukraina.
Rusia mengatakan awal bulan ini bahwa pihaknya pada musim gugur berencana menyebarkan rudal balistik antarbenua Sarmat, yang mampu melakukan serangan nuklir terhadap Amerika Serikat.
Kekhawatiran Barat pada risiko perang nuklir meningkat setelah Presiden Vladimir Putin meluncurkan invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari dengan pidato merujuk pada kekuatan nuklir Moskow dan memperingatkan bahwa setiap upaya untuk menghalangi jalan Rusia “akan membawa Anda ke arah itu. konsekuensi yang belum pernah Anda temui dalam sejarah Anda.”
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan minggu ini dia tidak mengharapkan kegagalan militer Rusia lebih lanjut di Ukraina mendorong Putin menggunakan senjata nuklir taktis di sana, dengan mengatakan pemimpin Rusia memiliki ruang untuk bermanuver dan mengakhiri konflik.
Awal bulan ini Direktur CIA William Burns mengatakan bahwa ancaman Rusia yang berpotensi menggunakan senjata nuklir taktis di Ukraina tidak dapat dianggap enteng, tetapi CIA belum melihat banyak bukti praktis yang memperkuat kekhawatiran itu.
Invasi Rusia ke Ukraina menyebabkan ribuan orang tewas atau terluka, kota-kota menjadi puing-puing dan memaksa lebih dari 5 juta orang mengungsi ke luar negeri.***