BERTUAHPOS — Potensi lahan tidur di Kota Pekanbaru kian menarik perhatian. Kawasan yang selama ini terbengkalai kini mulai dimanfaatkan menjadi lahan produktif, salah satunya oleh Zulkarnaini, petani hortikultura di kawasan Sidomulyo Timur yang sukses membudidayakan tanaman timun.
Zulkarnaini menilai, lahan tidur di Pekanbaru sangat cocok untuk pengembangan tanaman hortikultura seperti timun, cabai, terong, dan jagung. “Lahan yang tidak digarap ini sebenarnya bisa jadi solusi untuk memperkuat ketahanan pangan lokal, apalagi selama ini kita masih bergantung dari daerah lain,” ujarnya.
“Selama ini Pekanbaru dikenal hanya sebagai daerah penyangga pertanian. Namun, bila lahan tidur yang tersebar di berbagai titik kota ini dimanfaatkan secara optimal, maka peran kota ini bisa meningkat menjadi penyokong utama kebutuhan pangan lokal,” katanya kepada Bertuahpos, belum lama ini.
Adapun komoditas timun menjadi salah satu pilihan unggulan. Selain masa panennya singkat, yakni sekitar dua bulan setelah tanam, komoditas ini juga memberikan perputaran modal yang cepat. Menurut perhitungan Zulkarnaini, dari 6.000 bibit timun yang ditanam, rata-rata hasil panen bisa mencapai sembilan ton.
Dengan harga jual di kisaran Rp2.000–Rp3.000 per kilogram, keuntungan yang bisa diperoleh berkisar antara Rp18 juta hingga Rp21 juta per musim tanam. “Modal yang dibutuhkan bahkan tidak sampai setengah dari potensi keuntungannya,” katanya.
Tak hanya itu, tanaman timun juga memiliki siklus panen yang panjang. Dalam satu musim tanam, petani bisa melakukan panen hingga 16 kali. Jika dirawat dengan baik, panen bisa dilakukan hingga 20 kali.
Melihat potensi ekonomi yang menjanjikan ini, para petani di Pekanbaru mulai melirik langkah lanjutan berupa hilirisasi produk. Salah satunya dengan mengolah timun menjadi produk turunan seperti kapsul atau serbuk yang memiliki nilai tambah lebih tinggi di pasar.
Langkah ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis pertanian urban serta membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat. Jika digarap serius, sektor hortikultura bisa menjadi penopang baru perekonomian Pekanbaru melalui pemanfaatan lahan tidur secara berkelanjutan.
Dengan inisiatif seperti ini, Pekanbaru perlahan namun pasti mulai menunjukkan kapasitasnya sebagai kota yang tak hanya tumbuh secara fisik, tetapi juga mampu mengembangkan potensi pangan dan ekonomi lokal secara mandiri.***