BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Seperti mau berangkat umrah ke tanah suci Mekah, masyarakat kurang mampu untuk mendapatkan elpiji 3 kilogram akan diwajibkan rekam biometrik. Dengan tujuan agar pendistribusian gas elpiji 3 kilogram tepat sasaran.
Hal ini dibenarkan oleh, Sales Representative Elpiji Ritel Pertamina Sumbar-Riau, Aditiya Agung Andrawina, saat Rakor ketersediaan stok BBM dan elpiji untuk Ramadan dan Lebaran Idul Fitri di kantor Gubernur Riau, Kamis, 2 Mei 2019 di Pekanbaru. “Kami sedang persiapkan alatnya,” ujar dia.
Dijelaskannya, di beberapa wilayah di Sumatera sudah memberlakukan sistem rekam biometrik untuk masyarakat penerima gas elpiji 3 kilogram, seperti di wilayah Sumatera Barat. Mereka yang sudah direkam indentitas pengenal dari bagian anggota tubuh ini, nantinya akan dibuatkan kartu khusus.
Baca :Â Kebutuhan Kuota Elpiji Riau 2019 Bertambah 1,9%, ASN, TNI-Polri Didorong Tak Pakai Gas 3 Kilogram
Seluruh sistem dan peralatannya disiapkan oleh Pertamina. Mekanisme ini dilakukan lantaran pendistribusian gas elpiji dengan Kartu Keluarga (KK) dianggap tidak cukup efektif. Sehingga Pertamina menganggap perlu dilakukan rekam biometrik kepada penerima gas elpiji bersubsidi itu.
Dengan rekam biometrik, dijelaskan Aditiya, identitas pribadi di bagian anggota tubuh sudah tercatat di sistem. Selanjutnya, pendistribusian gas elpiji 3 kilogram akan menyesuaikan dengan tanda pengenal yang sudah terekam ke sistem tersebut.
“Kami sedang dalam tahapan proses dan persiapan peralatan, jadi belum bisa dipastikan kapan efektif sistem ini diberlakukan,” ungkapnya.Â
Rudi (34), seorang pengkalan elpiji di Pekanbaru menilai, kebijakan seperti ini sulit untuk diterapkan bahkan masalah berpotensi menimbulkan protes masyarakat.
Menurutnya, meskipun alat untuk rekam biometrik itu disediakan oleh pihak Pertamina, dikhawatirkan jika sewaktu-waktu alat tersebut tidak berfungsi atau rusak. Sementara kebutuhan masyarakat untuk memperoleh gas elpiji 30 kilogram biasanya mendesak.Â
“Enggak mungkin kami enggak jual gas hanya karena alat rekanya rusak. Nanti malah ribut, mas. Menurut saya, sistem seperti ini, ya enggak efektif. Karena ini bicara soal kebutuhan masyarakat.
Dia menambahkan, masalah utama yang saat ini dihadapi di lapangan, yakni tersendatnya pasokan elpiji ke pangkalan. Menurut dia, jika masalah distribusi ini bisa diatasi pertamina, maka permintaan masyarakat terhadap elipiji 3 kilogram selalu teratasi.
“Kan sudah pakai KK. Kita sudah tau siapa yang dapat dan siapa yang enggak. Lagi pula daftar pelanggan sudah tercatat di kami,” sebutnya. (bpc3)