BERTUAHPOS.COM (BPC),PEKANBARU – Sebagaimana yang telah diketahui bahwa Provinsi Riau memiliki luas lahan sawit sebesar 2.136.666.15 hektar. Lahan tersebut dimiliki oleh 232 perusahaan.
Perkebunan sawit tidak hanya dimiliki oleh perusahan, tetapi juga dimiliki oleh masyarakat. Besarnya tanaman sawit dalam menyerap air, akan menimbulkan permasalahan seperti kekeringan dan track pada tanaman sawit pada saat musim kemarau. Ternyata segala permasalahan ini dapat dicegah dengan menerapkan sistem manajemen air yang tepat.
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau, M. Amrul Khoiri mengatakan besarnya penyerapan air pada tanaman sawit tidak akan menjadi masalah dikemudian hari, jika sistem manajemennya sudah tepat. Beberapa penerapan teknologi sederhana dapat digunakan sebagai solusi permasalahan ini.
Baca: Jutaan Hektar Lahan Sawit Ratusan di Riau Ilegal, Tak Tersentuh Hukum
Amrul menjelaskan salah satu manajemen air yang paling sederhana adalah membuat parit disetiap dua baris sawit. Kemudian pembuatan biopori di lahan sawit sehingga persediaan air tetap mencukupi.
“Memanfaatkan tanaman LCC juga dapat menjadi salah satu solusi mencegah kekeringan air di area kebun sawit,†Ungkap Amrul kepada kru Bertuahpos,Kamis,(15/12/16).
Legum Cover Crop (LCC) atau yang biasa disebut tanaman penutup tanah adalah tanaman yang khusus ditanam untuk memperbaiki struktur tanah. Memperbaiki struktur tanah dengan memperbaiki sifat kimia dan fisika tanah sehingga dapat mengembalikan kesuburan tanah.
Baca: Lebih Dari 2 Juta Hektar Lahan Di Riau “Diramaikan” Perkebunan Sawit
Amru juga mengatakan, kanal juga menjadi solusi persediaan air disekitar lahan sawit, namun yang paling penting kanal harus dilengkapi dengan pintu air sehingga air bisa dibuka dan ditutup disaat yang tepat. Pada saat musim kemarau pintu air dapat dibuka sehingga air secara berlahan dapat diserap oleh tanaman sawit namun disaat musim hujan sebaiknya pintu air pada kanal ditutup sehingga kanal dapat berfungsi secara optimal sebagai penampung air.
Jika hal tersebut dilakukan, dapat dipastikan tidak akan terjadi track pada sawit dan tidak akan terjadi kekeringan air dikemudian hari. Selain itu juga tidak akan terjadi kebakaran, sistem manajemen air ini dapat diterapkan oleh perusahaan maupun masyarakat yang memiliki perkebunan sawit.
Penulis : Vina Lestari Riyandini