BERTUAHPOS.COM, SIAK – Isu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam waktu dekat ini, membuat kestabilan harga mulai tidak teratur lagi. Imbasnya petani mulai meresahkan rendahnya harga jual karet dan tingginya harga sembako yang akan dibeli.
Seperti yang dituturkan Rokiah (50), petani karet warga Desa Bungsur Kecamatan Sungai Apit. Sejak muncul isu kenaikan BBM, harga karet terus merosot. Dari harga Rp 12 ribu per kilonya, kini hanya tinggal Rp 3.500 per kilo. Sementara itu, harga sembako terus naik karena isu kenaikan harga BBM.
“Harga ojol atau karet saat ini turun terus. Dari 12.000 kini tinggal Rp 3500 lagi, kalau macam ini macam mano kami mau makan dan menyekolahkan anak,” keluhnya, ketika ditemui wartawan, Jumat (7/11/2014).
Ditambahkan Rokiah, turunnya harga karet tidak sesuai dengan naiknya harga sembako di pasar. Sehingga pengasilan sebagai petani karet tidak sesuai lagi dengan harga sembako yang ada di pasar. Jika hal ini terus berlanjut, jangankan untuk menyekolahkan anak, untuk memenuhi biaya makan setiap hari keluarganya saja tidak akan cukup.
Â
“Oleh sebab itu, kita minta Dinas terkait agar bisa melakukan pemantau di lapangan. Sehingga barang sembako yang ada di pasaran tidak hanya asal-asal naik oleh pihak pedagang,” harapnya.
Â
Karena selama ini, baru mendengar kabarnya saja, pedagang terlebih dahulu telah menaikan harga sembakonya. “Kami para petani karet tentunya tidak ingin hal ini terus terjadi, kami mohon kepada pemerintah untuk segera turun kelapangan melakukan pemantauan,” tandasnya. (syawal)