BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Guna mengakomodir pengurusan sertifikasi halal, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah meminta rekomendasi dari MUI Provinsi Riau. Hal itu disampaikan Ketua MUI Riau, Ilyas Husti kepada bertuahpos.com.Â
Â
“Sebenarnya sudah tiga tahun kita mengusulkan. Dan sudah kita usulkan lagi dengan ketua baru (MUI Riau) meminta rekomendasi LPPOM (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-Obatan, dan Kosmetika) untuk Pekanbaru. Secara lisan ketua menyetujui,” ujarnya, Jumat (27/02/2015).
Â
Ilyas menilai dengan pertumbuhan lokasi jajanan, perlu ada upaya yang menjamin bahwa makanan atau minuman bisa dikonsumsi semua umat muslim.
Â
“Inikan mendesak, tempat makan baik modern dan tradisional tumbuh bagai cendawan tanpa miliki label halal produknya. Bagaimana perlindungan hak konsumen Pekanbaru yang 90 persen muslim kalau seperti itu? Sertifikasi halal lah bentuk perlindungan hak konsumen,” katanya.
Â
Ilyas menuturkan dari Sumber Daya Manusia (SDM) maupun fasilitas pihaknya sudah siap. Bisa dengan bekerjasama dengan universitas untuk mengecek suatu produk mengandung zat-zat yang tidak halal.Â
Â
“Di UIN Suska ada alatnya, IPB dan ITB mengakui. Kita masukkan seperti bakso, alatnya bisa memisahkan ini ada daging tikus, sapi, ayam atau babi,” katanya.
Â
Sehingga Ilyas yakin bila LPPOM MUI Pekanbaru ada, maka bisa mengakomodir sertifikasi halal. “Kalau kita diberikan rekomendasi, Walikota Pekanbaru mendukung. Dan kita lebih siap untuk itu,” katanya.
Â
Mengenai adanya anggapan sertifikasi halal itu mahal, Ilyas tidak sepakat. LPPOM sebagai yang mengeluarkan label halal. “Bisa kita tanya, dimananya yang mahal? Paling untuk transport, tim muzakarah, berapalah paling cuma,”
katanya.
Â
Dirinya menghimbau kepada Walikota Pekanbaru juga mengusulkan agar para pelaku usaha menyertakan label halal di tiap makanan atau pun minuman yang disajikan agar masyarakat yang notabene banyak muslim tidak risau memilih tempat makan atau minum.
Â
Seperti pemberitaan sebelumnya, LPPOM MUI Riau merilis bahwa baru 5 persen tempat makan seperti restoran dan hotel yang memiliki label halal. Padahal mayoritas penduduk di ibu kota Provinsi Riau ini beragama muslim. (riki)