BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Jika Anda sedang membawa sepeda motor Suzuki untuk diservis di bengkel Riau Jaya Cemerlang Jalan T Tuanku Tambusai, Anda bisa melihat seorang wanita cantik di antara para mekanik di sana.
Â
Dia adalah Mita, satu-satunya mekanik cantik yang bekerja di bengkel Suzuki Tambusai. Sudah lima tahunan, ia bekerja di bengkel itu bersama mekanik yang mayoritas adalah kaum adam.
Â
Kepada bertuahpos.com, Rabu (18/03/2015), Mita berkisah tertarik dengan jurusan otomotif motor sudah semenjak Sekolah Menengah Pertama. Akhirnya obsesinya itu diwujudkannya dengan masuk ke SMK Hasanah dengan mengambil jurusan mekanik.
Â
“Saya memang tertarik dengan dunia otomotif dan makanik, karena dunia otomotif ini selalu berkembang dan dan lebih menantang,” ujarnya.
Â
Dan saat itu, ia juga menjadi murid paling cantik karena semua teman-teman di jurusannya adalah laki-laki. Dengan kata lain, Mita menjadi satu-satunya cewek yang mengambil jurusan otomotif.
Â
Meskipun mekanik merupakan perkerjaan yang seharusnya dilakukan oleh seorang laki-laki, namun ia merasa senang dan tidak merasa kesulitan.Â
Â
“Apalagi sekarang bekerja di bengkel resmi seperti di RJC ini, tidak sulit karen peralatannya sudah lengkap,” katanya lagi.Â
Â
Dan meskipun jadi satu-satunya mekanik cewek, Mita tidak pernah mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan. Gadis yang mengenakan kacamata ini juga mengaku tidak takut lecet saat bekerja dengan mesin-mesin kendaraan.Â
Â
“Mekanik itu kan kotornya cuma pas di bengkel saja. Nanti kalau di luar sudah biasa lagi,” tambahnya. Apalagi gadis Kelahiran 1989 asal Sumatera Barat ini, memang tidak mempunyai hobi untuk berhias seperti gadis-gadis pada umumnya.
Â
“Di luar bengkel tetap sama. Kalau masalah fashion maupun make up nyantai aja, saya memang tidak terlalu memperhatikan penampilan seperti cewek pada umumnya. Pokoknya tampil apa adanya saja,” paparnya.
Â
Lalu bagaimana dengan keluarga, apakah mendukung? Ternyata keluarga sudah mendukung profesinya. Orang tua hanya berpesan dan memberi arahan untuk mengambil keputusan yang sudah diyakini.
Â
Mita juga bercerita alasan lain yang mendorongnya untuk mendalami mesin sepeda motor. Yakni pengalaman pribadinya saat ia masih SMP.
Â
“Saat itu motor saya lagi mogok, dan saya bawa bengkel tidak jauh dari sana. Orang bengkelnya bilang businya yang rusak, tetapi setelah ganti busi, harganya sangat mahal,” katanya.
Â
Ia pun berpikir kalau orang bengkel ini mengerjainya. Karena orang bengkel lihat Mita seorang cewek jadi dikasih harga mahal, jadi mau tidak mau harus bayar.
Â
“Semenjak itu saya berniat untuk memperbaiki sendiri motor yang rusak,” katanya. (yogi)