BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Harga daging sapi di pasar-pasar tradisional masih saja malah. Seperti di Pekanbaru, harga daging yang biasanya Rp 100 ribu per kilogram (kg) kini sudah melejit jadi Rp 120 ribu per kg.
Alasan pedagang kenaikan harga imbas dari penerapan terhadap PPn 10 persen untuk daging sapi impor. “Jadi modal yang harus kita keluarkan lebih banyak. Makanya harga kita sesuaikan,” kata Afdal, pedagang di Pasar Cik Puan Pekanbaru, Selasa (26/01/2016).
Afdal sebut untuk mengantisipasi kerugian, maka biaya tambahan yang dikeluarkan pedagang sebagai modal dibebankan ke pembeli. “Makanya sekarang harga daging Rp 120 ribu,” katanya.
Afdal juga menambahkan akibat modal yang tinggi, ada beberapa pedagang yang berhenti sementara berjualan. Sedangkan dirinya tetap berjualan karena berdagang daging sapi satu-satunya mata pencaharian. “Mau bagaimana lagi, ya kami tetap berjualan. Paling supaya tidak terlalu besar rugi, daging yang kami beli sedikit. Kalau biasanya 100 kilo sekarang cuma 50 kilo. Biar tidak banyak kali sisanya,” kata Afdal.
Hal yang sama dituturkan Rahmad, pedagang daging sapi di pasar yang sama. “Alasan tetap jualan karena tidak ada lagi yang bisa dikerjakan. Cuma ini,” sebutnya.
Kendati jumlah pembeli jauh berkurang, Rahmad masih bisa berharap dengan banyaknya rumah makan atau lokasi kuliner di Pekanbaru. “Kalau yang kedai-kedai nasi masih beli ke tempat kami. Ada juga yang sate atau bakso masih langganan sama kami,” katanya.
Alasan ini yang membuat Rahmad enggan mogok, dan tetap berjualan. “Kalau kamu tidak jualan atau mogok. Nanti yang langganan mereka lari ke supermarket, beli daging beku. Padahal kalau rasa jelas beda, daging beku dengan yang segar,” katanya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pekanbaru, Azwan melalui Kepala Bidang Perdagangan, Mas Irba H Sulaiman tak menampik adanya kenaikan harga daging.
Hanya saja Irba menilai kenaikan harga yang terjadi saat ini, lebih dikarenakan sikap ambil untung sepihak. “Jadi begini, PPn 10 persen itu untuk impor. Kebanyakan yang dibeli pedagang saat ini asalnya sapi lokal seperti dari Sumbar (Sumatera Barat). Jadi seharusnya tidak naik,” kata Irba.
Belum lagi penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) seharusnya membuat harga daging turun bukan naik. “Kita bisa nilailah. Kalau memang sapi dari Sumbar, seharusnya tidak ada biaya tambahan, karena BBM turun,” katanya. Dalam waktu dekat pihaknya melalui Disperindag Provinsi Riau akan melihat perkembangan harga daging sapi. “Bisa saja akan kita lakukan intervensi harga,” sebutnya. (Riki)