BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Naiknya harga gas elpiji 12 kilogram sedikit banyak pasti berdampak pada industri kecil dan menengah. Terutama pada usaha yang memang menggantungkan usahanya pada gas elpiji sebagai bahan pokok. Namun hingga saat ini, sejumlah usaha rumah makan masih belum berani menaikkan harga dengan alasan menjaga pelanggan.
“Mau bagaimana lagi. Terpaksa untuk sementara kita bertahan dulu dengan harga elpiji di harga Rp 150 ribu. Biaya produksi pastinya nambah. Tapi untuk sementara kita masih bertahan diharga biasa,” ujar Alwi, seorang pengusaha rumah makan. Rabu (07/12/2014).
Meski sebagian masyarakat mengaku tidak merasakan dampak dari kenaikan elpiji 12 kilogram, ia mengaku tetap ada efek bagi industri rumah mahan. Terutapa pada cost produksi.
Bagaimana tidak, satu tabung gas hanya mampu bertahan untuk seminggu saja. Padahal usaha yang dijalankannya itu menggunakan dua tabung gas elpiji 12 kilogram.
Alasan lain mengapa Alwi tidak ingin menaikkan harga, dikarenakan pasca kenaikan harga BBM, gejolak harga sembako di pasaran sudah cukup membuat masyarakat merasa terbebani. Dengan kata lain, jika saat ini harga makanan yang dijualnya juga naik karena elpiji tentu pelanggan akan pergi.
“Terakhir kita kita menyesuaikan harga pasaca kenaikan BBM kemarin. Kalau sekarang juga dinaikkan, kaburlah pelanggan,” tambahnya. (melba)