BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Universitas Islam Negeri (UIN) Suska Riau kembali mewisuda sebanyak 1.633 sarjana, akhir pekan lalu. Angka ini masih masih rendah jika dibanding tahun-tahun sebelumnya. Melihat kondisi ini, akankah para serjana siap bersaing di dunia kerja di masa yang ‘sulit’ ini?
Pengamat Ekonomi Trian Zulhadi SE MEc sebelumnya juga menuturkan pendapat yang sama, bahwa persaingan di dunia kerja semakin sulit, mengingat pendapatan masyarakat tidak lagi seimbang dengan pengeluaran.
Bahkan pemerintah juga mencanangkan moratorium CPNS selama 5 tahun ke depan. Artinya peluang untuk mendapatkan lapangan pekerjaan dirasa mulai menipis.
“Kita tidak bisa mengandalkan kuantitas saja. Namun, Kita tidak mengelak adanya kekurangan dan kelemahan. Oleh sebab itu kita akan tetap melakukan SARperbaikan. Seperti meningkatkan kualitas dosen dengan memberikan program-program beasiswa untuk melanjutkan studi ke jenjeng yang lebih tinggi,” ungkap Rektor UIN Suska Riau Prof Munzir Hitami, saat memberi sambutan dalam prosesi wisuda tersebut.
Khairani, mahasiswa lulusan Jurusan Kimia UIN Suska mengaku belum bisa mencapai target yang sudah disusun selama kuliah. Dia mengaku ada banyak faktor penyebab, salah satunya soal kesiapan masyarakat sendiri dalam menerima sarana di lapangan perkerjaan. “Kalau untuk target kecil secara umum sudah tercapai. Kalau target besar belum,” katanya kepada bertuahpos.com.
Namun di sisi lain, universitas juga menjadi penentu dalam menciptakan human investmen atau aset sumber daya manusia ini. “Meningkatkan kualitas dosen, filter dengan ketat setiap calon mahasiswa yg masuk, sehingga ke depan jebolan UIN mampu berkompetitif dalam segala bidang. Dengan demikian lulusan dari kampus mampu muncul sebagai insan akademis, menjawab tantangan kebutuhan masyarakat dengan menguatkan nilai-nilai teologynya,” kata Rudy Tanjung, mahasiswa S2 Universitas Indonesia.
Alumni UIN Suska ini juga menuturkan bahwa kampus harus berani untuk mengambil sikap tegas keluar dari komersialisasi pendidikan. (melba)