BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau baru akan memetakan lokasi lahan yang akan dilalui pembangunan jalur rel kereta api proyek trans Sumatera di Kota Dumai tahap pertama.
Ada 3 daerah di Dumai yang akan ditetapkan lokasinya, Bukit Kapur menuju Pelabuhan Dumai di Desa Purnama Kecamatan Purnama, Kota Dumai. Setelah penetapan lokasi atau titik-titik jalur yang dilewati, maka panitia pengadaan tanah akan menurunkan tim.
“Satu tim untuk mengukur tanah, satu lagi tim peninjau data yuridis,” kata Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Provinsi Riau, Armansyah Salam, Jumat (17/06/2016).
Kemudian baru nantinya Tim Independen yang akan menetapkan harga tanah sesuai dengan ganti rugi yang ada. “Kita tengah menyusun semuanya. Fokus masih penetapan lokasi rel,” ujarnya.
Pembangunan rel kereta api sendiri awalnya akan mulai dibangun pada Juni 2016 ini, namun karena belum dilakukan pembebasan lahan, maka pemerintah setempat akan memfokuskannya dulu.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Riau, Rahmad Rahim mengatakan, sama halnya dengan Tol Tran Sumatera, rel kereta api juga dibangun menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN).
Dimana tahap awal akan dibangun rel kereta api sepanjang 21 kilometer di Kota Dumai. Setidaknya tahap awal ada kucuran Rp302 miliar untuk pembebasan lahan ditambah fisik pada proyek tersebut.
Dirinya tetap berharap agar proses pembebasan lahan tidak mengalami kendala berarti. Masyarakat diminta untuk bersama-sama mempermudah dan mempercepat realisasi pembangunan rel kereta api ini.
Dari kilas sejarah, Provinsi Riau juga pernah memiliki rel kereta api sepanjang 300 kilometer. Jalur tersebut dibangun pada masa penjajahan Jepang 1942-1944.
Namun kini hanya tinggal besi tua yang diduga rel yang muncul ke permukaan tanah sepanjang 1 meter yang terletak di tengah rimba kawasan Suaka Marga Satwa di Rimbang Baling.
Pada 1975, masyarakat membongkar rel yang membentang dari Pintu Batu sampai Pekanbaru, untuk kemudian menjualnya secara kiloan. Sementara dua dari sembilan unit lokomotif masih tersisa sebagai bukti otentik sejarah. Â
Satu unit dijadikan monumen yang diletakkan di makam pahlawan, Jalan Kaharuddin Nasution, Kota Pekanbaru. Monumen ini diresmikan pemerintah tahun 1956. Sedangkan satu unit lagi berada di dalam kawasan kebun karet masyarakat, di Jalan Poros Ganda, Kampar Kiri.(yan)