BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Riau Askardiya R Patrianov mengatakan, pengawasan terhadap kondisi kelayakan sapi untuk kebutuhan kurban juga memerlukan pengawasan ketat dari masyarakat.
“Karena kami menyadari bahwa tim pemantau kesehatan hewan kurban yang dibentuk sangat sedikit. Makanya kami minta keterlibatan masyarakat untuk terlibat secara langsung. Kalau ada yang menemukan hewan kurban yang terinfeksi penyakit mohon dilaporkan ke kita,” ujarnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan, yakni sapi yang didistribusikan untuk kurban harus mengantongi sertifikat kelayakan dan kesehatan dari daerah penyuplai. Sementara tim dari Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Riau hanya melakukan pengawasan di daerah transit sapi masuk dan keluar.
Untuk panitia pemotongan kurban agar tidak menggunakan kantong plastik berwarna hitam karena cemaran kandungan kimia plastik akan berdampak tidak baik bagi kesehatan jika terkontaminasi pada daging hewan kurban
“Kewenangan operasional berasal di kab/kota. Jika ditemukan indikasi seperti itu silahkan hubungi distanak, maka pihak kita akan melakukan penelusuran,” tambahnya.
Pemerintah Provinsi Riau memperkirakan kebutuhan permintaan sapi pada lebaran Idul Adha tahun ini mengalami peningkatan. Ditaksir peningkatan jumlah permintaan itu berkisar sekitar 5 persen.
peningkatan jumlah permintaan sebesar 5 persen itu dengan estimasi pasokan sebanyak 28 ribu ekor sapi untuk kurban tahun ini. Dia menyebutkan kepastian angka seaungguhnya baru bisa dilihat pada tujuh hari sebelum lebaran Idul Adha nanti.
“Tapi persediaan sapi kurban di Riau untuk tiga tahun terakhir telah mengalami penurunan jumlah. Salah satu penyebabnya karena ekonomi Riau yang juga lesu. Tahun ini naik karena daya beli masyarakat menunjukan peningkatan,” ujarnya.
Penulis: Melba