BERTUAHPOS.COM (BPC), SIAK – Malam pembukaan Hari Puisi Indoneaia (HPI) 2017, di Gedung Maharatu, Kabupaten Siak, Riau, Kamis (3/8/2017) malam, diawali dengan tari persembahan dari lima penari wanita pelajar SMA Mempura, kemudian disambut dengan doa.
Tampak hadir dalam helat itu, Bupati Siak, Drs H Syamsuar MSi, Sekdakab Siak, Tengku Said Hamzah, Presiden Penyair Indonesia, Sutardji Calzoem Bachri, para seniman se-Asia, serta udangan lainnya.
Ketua Panitia HPI dari Rumah Sunting, Kunni Masrohanti, dalam sambutannya mengatakan, seniman yang berkumpul pada malam ini adalah seniman se-Asia sebanyak 126 orang.
“Seniman yang datang dengan kesadaran sendiri, dengan biaya sendiri, hanya ingin melihat Siak secara langsung kemudian menulis puisi dari apa yang dilihat di Siak ini,” ungkap Kunni.
Siak, kata Kunni, hendaknya menjadi pusat dari kebudayaan di Riau karena berbagai potensi yang ada di Siak sangat mendukung apalagi Siak adalah kota sejarah kerajaan Melayu Islam.
Peristiwa dan peninggalan yang ada di Siak ini direkam dengan kata-kata dalam bentuk antologi puisi pada dua buah buku, masing-masing buku berjudul
Menderas Sampai ke Siak dan Mufakat Air.
Buku ini, kata Kunni, ditulis 99 penyair se-Asia dari 126 penyair yang berkumpul pada HPI tingkat Provinsi Riau yang berpusat di Siak.Â
“Terima kasih Bupati Siak yang sangat peduli dan mencintai sastra, dan ini sudah terbukti pada puncak HPI 2014 di TMI, Jakarta. Pak Syamsuar adalah salah satu kepala daerah yang membacakan puisi,” kata Kunni.
Sementara itu, Bupati Siak, Drs H Syamsuar MSi, dalam sambutannya mengatakan, kota Siak adalah kota kecil namun dalam khzanahnya kota ini adalah sejarah Kerajaan Melayu Islam.
Niat Siak, kata Syamsuar, menjadikan kota ini sebagai word culture city yang diakui oleh Unisco. Saat ini, beber orang nomor satu di Negeri Istana itu,Â
tim ahli cagar budaya nasional sudah datang ke Siak untuk meneliti bangunan cagar budaya sehingga besar harapan nantinya Mempura menjadi sebagai kota pusaka.
“Kami senantiasa melestarikan cagar budaya, dari bukti-bukti sejarah yang ada pada saat ini. Sehingga orang mau datang ke sini,” ungkap Syamsuar.
Harapan Syamsuar, berkumpulnya para seniman se-Asian di Siak, menjadi corong pariwisata untuk Siak yang disampaikan dalam kata-kata dan syair para seniman.
“Adanya dua buku antologi puisi dari HPI ini, tentu menjadi peninggalan anak cucu kita nantinya tentang khazanah Siak saat ini. Sehingga tak mengelupas oleh panas,” ucap Syamsuar.
Usai memberi kata sambutannya, Syamsuar membuka secara resmi HPI. Selain itu, dia juga menandatangani dua buah buku antologi puisi didampingi Sutardji.
Pada kesempatan itu, Syamsuar juga memberi cendera mata tanjak dan memasangkannya ke kepala Sutradji. Hal ini dibalas Sutardji dengan memberi dua buku yang baru saja diluncurkan yang berkaitan dengan HPI. (rilis/Adv)