BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Dokter bedah di Riau diimbau untuk lakukan aksi mogok. Aksi mogok ini dimulai dari Senin, 26 November 2018 kemarin, mulai pukul 15.30 WIB sampai waktu yang belum ditentukan.
Aksi mogok ini diinisiasi oleh Ikatan Dokter Bedah Indonesia (IKABI) Riau, sebagai bentuk solidaritas atas rekannya yang dianggap dikriminalisasi.
“Diimbau kepada seluruh anggota IKABI Korwil Riau untuk menghentikan pelayanan operasi efektif dan poliklinik mulai Senin, 26 November 2018 pukul 15.30 WIB sampai waktu yang tidak ditentukan,” bunyi surat dari IKABI Riau, yang ditandatangani oleh Ketua IKABI Korwil Riau, Dr. Tondi Maspian Tjili.
Sebelumnya, Sekretaris Ikatan Dokter Bedah Indonesia (IKABI) Riau, dr Andrea Valentino mengatakan ada kriminalisasi terhadap rekan sejawatnya tersebut.
“Bahwa pada tahun 2012 hingga 2013, rekan sejawat kami tak bisa melakukan operasi pasien trauma maxilofacial. Mengapa? Karena Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD Arifin Ahcmad tak memilik instrumen dan alat habis pakai untuk operasi tersebut. Solusinya, BLUD RSUD meminjam alat milik rekan kami ini untuk melakukan operasi tersebut, dan terus dipinjam hingga ratusan kali,” terang dr Andrea Valentino.
Baca:Â 3 Rekannya Dituding Lakukan Tindakan Kriminal, Puluhan Dokter Demo di Kejari Pekanbaru
Kemudian, lanjut dr Andra, BLUD RSUD menunjuk rekanan, yaitu CV Prima Mustika Raya (PMR) untuk mengganti alat yang dipinjamkan tersebut. Masalah kemudian timbul karena pegawai perusahaan CV PMR melarikan uang pembayaran alat tersebut. Kasus ini kemudian diproses kepolisian.
“Namun kemudian, timbul kriminalisasi dengan tuduhan 3 rekan sejawat kami melakukan jual beli alat kesehatan dan merugikan negara. Sudah dipinjamkan alat, sekarang malah dituntut hukum. Maka, kami berharap kasus ini cepat selesai dan kriminalisasi terhadap rekan sejawat kami diakhiri,” tutup dia. (bpc2)