BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau, Wan Thamrin Hasyim, mengakui kalau dirinya mengetahui persis alasan mengapa Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau akan memberikan gelar adat ke Presiden Joko Widodo. Namun alasan itu enggan dia ungkapkan lantaran yang punya hajatan pemberian gelar adalah LAM, bukan pemerintah.
“Kalau saya tahu alasannya. Jangan tanya saya, tanya ke LAM. Kalau LAM itukan independen. Saya ini bawahannya Jokowi,” katanya saat ditemui bertuahpos.com, Jumat kemarin.
LAM Riau sebagai lembaga adat kemelayuan memang sudah banyak menobatkan gelar kepada seseorang yang dianggap sebagai tokoh dan memberikan kontribusi atau jasa besar terhadap budaya dan daerah. Yang paling rutin ditabalkan gelar biasanya kepala daerah.
Ada 2 sosok di luar orang Riau yang diberi gelar oleh LAM Riau. Pertama Sultan Hamengkubuwono (kesultanan Jogjakarta), kedua, Mantan Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY). Gelar yang diberikan kepada kedua tokoh ini punya alasan yang sangat kuat dan memberikan kontribusi besar terhadap Riau.
Bertuahpos.com merangkum dari beberapa referensi, dan mendapat informasi mengenai pemberian gelar terhadap kedua sosok tersebut. Pertama, pemberian gelar kepada Sultan Hamengkubuwono X. Gelar ini diberikan atas jasa Sultan Hamengkubuwono IX yang begitu berjasa terhadap orang-orang Riau yang ketika itu berada di Jogjakarta.
Pada periode tahu 1950-1960, Riau mengalami kondisi ekonomi yang sulit. Mahasiswa Riau di Jogjakarta mendapat perhatian khusus dari Sultan Hamengkubuwono IX. Setiap bulan hampir seluruh mahasiswa yang menimba ilmu di Jogjakarta diberikan 20 Kg beras dan makanan.
Baca juga:
Soal Pemberian Gelar Adat Untuk Jokowi, Ini Alasan Plt Gubri
Jokowi akan Diberi Gelar Adat oleh LAM Riau, Kader Gerindra Minta Tak Terpengaruh Politik
Kemudian tanah yang dibangunkan asrama Riau kepemilikannya diberikan atas nama Pemprov Riau, padahal ketika di Jogjakarta masih berlaku hukum lindung, dimana semua kemilikan tanah atas nama Kesultanan. Namun orang-orang Riau ketika itu mendapat keistimewaan. Meskipun yang mendapat gelar itu adalah Sultan Hamengkubuwono X, atas jasa dari Sultan Hamengkubuwono VIIII
Tokoh kedua yang dianggap berjasa kemudian diberikan gelar adat oleh LAM Riau, yakni Presiden 6 Susilo Bambang Yudoyono (SBY). SBY dianggap begitu berjasa dengan kebijakannya memperjuangkan otonomi daerah yang kemudian dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah. Riau sebagai daerah penghasil migas terbesar diuntungkan dengan adanya Undang-Undang ini, terutama dalam hal Dana Bagi Hasil (DBH) Migas.
Sultan Hamengkubuwono X di beri gelar adat sebagai Datuk Seri Amanah Dwi Wangsa. Sedangkan SBY diberi gelar sebagai Datuk Seri Indra Setia Amanah Wangsa Negara.
Menyusul, Presiden Jokowi yang akan diberi gelar oleh LAM Riau dalam waktu dekat ini. Kata Wan Thamrin Hasyim, sudah pasti ada alasan tersendiri mengapa LAM Riau bersedia memberi gelar kepada Jokowi, namun demikian LAM yang punya otoritas itu. Intinya Wan enggan menjelaskan alasan soal penabalan gelar tersebut meskipun pihak LAM sendiri diakuinya sudah berkoordinasi dengan Pemprov Riau.
rTerhadap dencana penabalan gelar adat untuk Presiden Jokowi kemudian merembet, dan menimbulkan tanda tanya besar di tengah masyarakat termasuk kalangan tokoh di Riau. Sebab ini tahun politik. Seorang tokoh masyarakat Riau yang minta namanya disamarkan, kepada bertuahpos.com menjelaskan, baik Sultan Hamengkubuwono X ataupun SBY, diberikan gelar adat oleh LAM Riau karena ada alasan jelas dan logis yakni ada jasa terhadap Riau. Terlepas dari pada itu, dia memilih untuk tidak memberikan kesimpulan, sebab menurutnya, masyarakat sudah punya penilaian sediri terhadap rencana gelar adat untuk Jokowi.
Ketua MKA LAM Riau, Al Azhar yang sebelumnya sudah dikonfirmasi bertuahpos.com terkait hal ini, meminta kepada semua pihak agar tidak mengait-ngaitkan pemberian gelar adat ke Jokowi dengan momentum politik saat ini. “Janganlah LAM Riau dibawa-bawa ke politik,” kata Al Azhar, kepada bertuahpos.com, Jumat 12 Oktober 2018. (bpc3)Â