BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Anggota Komisi IV DPRD Riau asal Rohul, Yulianti mengklaim bahwa masyarakat Rohul tetap menolak pembangunan Waduk Lompatan Harimau.
“Masyarakat tetap menolak pembangunan waduk. Mereka tidak ingin desa yang telah dihuni sejak nenek moyang ditenggelamkan,” ujar Yulianti, Kamis 3 Mei 2018.
Dilanjutkan Yulianti, keinginan masyarakat ini harus menjadi pertimbangan oleh pemerintah pusat. Pemerintah pusat, kata Yulianti, harus mempertimbangkan pembangunan di 4 desa yang akan ditenggelamkan demi pembangunan waduk tersebut.
“Ya, apakah pemerintah harus menenggelamkan 4 desa ini. Apakah tidak ada pertimbangan apa yang sudah dibangun di kampung ini. Serta dipertimbangkan juga penduduknya yang tidak ingin kampungnya ditenggelamkan, karena sudah tinggal di sana sejak nenek moyang. Tentu pemerintah harus mempertimbangkan itu,” tambah dia.
Baca:Â Polemik Waduk Lompatan Harimau, DPRD Riau: Jelaskan Kajiannya, Agar Masyarakat Tak Khawatir
Kemudian, alasan lain yang membuat warga menolak, kata Yulianti, adalah kecilnya daya yang akan dihasilkan oleh Waduk Lompatan Harimau ini nantinya.
“Hanya 35 Megawatt (MW) kalau saya tidak salah. Kecil. Sementara ada 4 kampung yang harus ditenggelamkan,” pungkasnya.
Sebagai informasi, beban puncak listrik di Riau saja berkisar di angka 575 MW.
Sebelumnya, puluhan massa membuat petisi penolakan pembangunan Waduk Rokan Desa Cipang di Kabupaten Rokan Hulu, Senin 23 April 2018. Mahasiswa yang mengatas namakan Aliansi Penolakan Waduk Rokan (APWR) membuat petisi saat melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Riau, Senin siang 23 April 2018 lalu.
Koordinator Lapangan APWR, Rian Wahyudi, mengatakan petisi ini berisikan tanda tangan dan cuitan untuk mendukung penolakan pembangunan Waduk Rokan yang dianggap akan menenggelamkan empat desa nantinya. “Petisi ini kami buat sebagai bentuk penolakan kami mahasiswa yang mewakili 15 ribu masyarakat disana, untuk pembangunan waduk tersebut,” tegas Rian. (bpc2)