BERTUAHPOS.COM (BPC) – Data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menunjukkan nilai ekspor minyak sawit Indonesia menembus US$ 22,97 miliar (setara Rp 309,2 triliun dengan kurs jual Rp 13.465 per 30 Januari 2018). Nilai ekspor ini tumbuh 26% dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencapai US$ 18,22 miliar.
“Sepanjang tiga tahun terakhir, nilai ekspor sawit terus meningkat di pasar internasional. Nilai ekspor minyak sawit tahun 2017 merupakan pencapaian tertinggi sepanjang sejarah ekspor minyak sawit Indonesia,†kata Joko Supriyono, Ketua Umum GAPKI, dalam jumpa pers awal tahun, Selasa (30 Januari 2018).
Terkereknya nilai ekspor mendapat sokongan volume perdagangan sawit dan turunannya. Berdasarkan data yang diolah GAPKI dari berbagai sumber (Kementerian ESDM, Kementan, Kemenperin, BPS, GAPKI, APROBI, GIMNI, APOLIN, AIMMI dan BPDPKS) ekspor minyak sawit Indonesia (CPO dan turunannya) tidak termasuk biodiesel dan oleochemical pada 2017 meningkat signifikan 23% menjadi 31,05 juta ton, daripada periode 2016 sebesar 25,11 juta ton.
Sementara itu harga rata-rata CPO tahun 2017 tercatat US$ 714,3 per metrik ton atau meningkat 2% dibandingkan dengan harga rata-rata tahun 2016 yaitu US$ 700,4 per metrik ton.
Dalam catatan GAPKI, hambatan perdagangan yang dilakukan oleh berbagai negara sangat ironis dengan kinerja ekspor yang masih meningkat cukup signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa minyak sawit masih merupakan minyak nabati yang sangat vital bagi dunia dan akan terus dibutuhkan seiring dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat tiap tahunnya. Berbagai upaya menghambat pertumbuhan industri ini akan terus dilancarkan karena persaingan dagang minyak nabati yang semakin ketat.
Dalam kondisi ini, pemerintah diharapkan lebih jeli dalam melihat permasalahan dan dihimbau untuk tidak mengeluarkan regulasi-regulasi yang justru menghambat perkembangan industri sawit yang notabene saat ini merupakan mesin penghasil devisa terbesar dalam menyokong perekonomian. (*/ADV)