BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Berdasarkan  hasil  pemantauan BPS Provinsi Riau di Kota Pekanbaru, Dumai dan Tembilahan, pada Juni 2014 di Provinsi Riau terjadi inflasi sebesar 0,58 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 111,78 pada Mei 2014 menjadi 112,43 pada Juni 2014.
Demikian hal itu disampaikan kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Riau Mawardi Arsyad dalam konferensi persnya, Selasa (1/7/2014). Dikatakannya, laju inflasi gabungan 3 kota tersebut selama semester I 2014 (Januari-Juni) Â sebesar 1,87 persen, dan Inflasi Tahunan/Year on Year (Juni 2014 terhadap Juni 2013) sebesar 6,60 persen.
“Inflasi Riau pada bulan Juni 2014 sebesar 0,58 persen terjadi karena adanya kenaikan indeks harga konsumen pada seluruh kelompok pengeluaran dibandingkan bulan sebelumnya,” terangnya.
Kelompok bahan makanan mengalami kenaikan terbesar yaitu 1,54 persen, dan memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,35 persen.
Komoditas utama yang mengalami inflasi dan memberikan andil inflasi terbesar pada kelompok pengeluaran ini adalah daging ayam ras, telur ayam ras, jengkol, tomat sayur, petai, ayam hidup, pepaya, jeruk, dan sebagainya.
Dorongan inflasi di Riau semakin tinggi juga akibat adanya kenaikan indeks harga konsumen pada kelompok kesehatan sebesar 0,49 persen dan memberikan andil inflasi 0,02 persen.
“Komoditas utama yang mengalami inflas dan memberikan andil terbesar pada kelompok pengeluaran ini adalah bedak, kacamata plus minus, parfum, hand body, sabun mandi cair, shampo, alas bedak, obat gosok dan sebagainya,” paparnya.
Kelompok lain yang mengalami inflasi yang tinggi dan menyumbang inflasi yang signifikan adalah kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,43 persen dengan andil inflasi sebesar 0,08 persen, kelompok sandang mengalami inflasi 0,29 persen dengan andil inflasi sebesar 0,02 persen, dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau mengalami inflasi 0,24 persen dengan andil 0,05 persen.
Selanjutnya kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,22 persen dengan andil sebesar 0,05 persen serta kelompok pendidikan dengan inflasi sebesar 0,15 persen dan andil 0,01 persen.(syawal)‬