BERTUAHPOS.COM (BPC), TANAH DATAR – Nampaknya harga komoditi ekspor seperti karet belum juga stabil. Belum lama ini naik hingga Rp 11-12 ribu perkilogram di tingkat petani, tiba-tiba dua pekan terakhir kembali anjlok di angka Rp 6-7 ribu perkilonya.
Pergerakan harga karet yang terus anjlok mempengaruhi semangat petani. Ditambah kondisi cuaca yang tidak stabil dimana saat panas tiba-tiba hujan deras turun.
Bila hujan bisa dipastikan petani karet tidak bisa menyadap karet. Sehingga produksi getah karet juga berkurang seiring menurunnya waktu menyadap karet karena dipengaruhi cuaca.
“Harga terus turun, menyadap karet juga tidak bisa karena hujan. Jadi penghasilan semakin sulit, padahal menjelang memasuki bulan puasa ini kita butuh uang, kemudian juga memasuki tahun ajaran baru, semuanya jadi sulit,” sebut Pami, salah seorang petani karet Senin (17/4/2017) di sela-sela menyadap karet di kebun miliknya di Jorong Koto Panjang, Nagari Tigo Jangko, Kecamatan Lintau Buo, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumbar.
Dia bersama rekannya Eeng, berharap agar harga karet bisa naik kembali. Apalagi sebutnya, saat ini masyarakat sangat butuh uang untuk biaya masuk sekolah anak dan memasuki bulan suci Ramadhan.
Menurutnya, dengan harga Rp 6 ribu perkilogram petani karet belum mendapat untung. Mengingat saat ini produksi karet terbatas disebabkan musim hujan dan cuaca tidak menentu. Kurangnya jumlah produksi sebut Pami, berpengaruh kepada jumlah penghasilan perminggu.
“Kebutuhan kita semakin bertambah, sedangkan hasil produksi karet sedikit otomatis pendapatan kita kurang. Sehingga kita kadang terpaksa mencari tambahan penghasilan selain bekerja sebagai penyadap karet,” sebutnya.
Dia mengaku tidak tahu kenapa harga karet begitu cepat turun. Padahal beberapa pekan sebelumnya masih mahal dan tiba-tiba anjlok. “Kami petani tidak tahu kenapa bisa turun lagi. Kalau sempat lama bertahan pada harga rendah seperti ini ya, semakin lama pula lah penderitaan kami,” tambahnya. (bpc15)