BERTUAHPOS.COM, Target-target ambisius Indonesia untuk penggunaan biodiesel tahun ini akan meleset akibat masalah-masalah logistik dan infrastruktur, menurut para pejabat pemerintah dan analis, kemungkinan membebani harga minyak kelapa sawit.
Indonesia, yang merupakan produser minyak kelapa sawit tropis papan atas memperkenalkan sebuah aturan Agustus lalu untuk meningkatkan penggunaan biodiesel berbasis kelapa sawit, dalam rangka mengurangi biaya impor bahan bakar.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam meningkatkan kandungan bahan alami dalam bahan bakar diesel atau solar untuk transportasi menjadi 10 persen, naik dari 3-10 persen sebelumnya. Untuk bahan bakar industri, kandungan minimumnya dinaikkan menjadi 20 persen.
Pemerintah telah menetapkan target konsumsi biodiesel pada 2014 sebesar 4 juta kiloliter, dimana 1,56 juta kiloliternya adalah untuk solar tersubsidi untuk kendaraan, sementara sisanya untuk digunakan oleh pembangkit-pembangkit listrik dan sektor-sektor non-subsidi seperti pertambangan dan perkebunan.
Namun pada akhir Mei, hanya 447.000 kiloliter yang telah digunakan dalam sektor solar tersubsidi, menurut Dadan Rusdiana, Direktur Energi Terbarukan dan Konservasi Energi di Kementerian Energi.
Dadan mengatakan angka solar tersubsidi diperkirakan akan naik menjadi 1,34 juta kiloliter pada akhir tahun.
Namun para analis ragu pemerintah dapat memenuhi target-targetnya karena masalah-masalah dalam menyediakan biodiesel di seluruh Indonesia, terutama di bagian timur yang terpencil, dan menyediakan pengawasan yang cukup untuk menjamin standar-standar baru diadopsi.
CIMB Investment Bank memperkirakan konsumsi total biodiesel mencapai sekitar 1,5 juta kiloliter pada 2014.Â
“Anda tidak dapat memaksa seseorang menggunakan sesuatu yang tidak tersedia dengan mudah di pasar di tempat-tempat yang jauh,” ujar analis CIMB(Voa)