BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo melalui Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menyatakan perang terhadap kebakaran. Pernyataan itu dilontarkan Andi Rachman pada saat menjadi inspektur upacara peringatan hari jadi Pemadaman Kebakaran ke- 97 tahun 2016.
Upacara yang melibatkan seluruh petugas pemadam kebakaran, aparat kepolisian dan TNI serta Pramuka itu berlangsung di halaman kantor Gubernur Riau, Kamis (24/03/2016).
Gerakan perang terhadap kebakaran itu dinyatakan mengingat tanah air, khususnya Riau dianggap daerah rawan terhadap bencana kebakaran hutan dan lahan gambut. “Kobaran api akan sulit dipadamkan jika sudah membesar,” katanya.
Efek buruk dari kebakaran diyakini akan menyebabkan kemunduran ekonomi dalam skala besar, selain menyebabkan korban jiwa. Kini, yang akan menjadi fokus dalam antisipasi tidak hanya memadamkan api digedung-gedung bertingkat dan rumah masyarakat, tapi mengatasi kobaran api dilahan dan hutan juga harus menjadi prioritas utama dan wajib untuk ditangani secara dini.
“Petugas pemadam kebakaran harus siap melayani panggilan masyarakat. Pertolongan yang harus diberikan tidak hanya kepada manusia tapi juga habitat lainnya,” kata Andi Rachman.
“Perang” melawan kebakaran ini, harus tetap dilakukan mengingat Riau salah satu daerah yang dinyatakan rawan terhadap musibah kebakaran hutan dan lahan. Petugas kebakaran diminta siapkan personil untuk menjalankan tugas pokok pemadam kebakaran, yakni pencegahan, pemadaman, pengendalian, penyelamatan dan penanganan terhadap bahan berbahaya. “Waktu kerja, pokoknya 24 jam,” ujarnya.
Melalui mulut Plt Gubernur Riau itu, Mendagri juga meminta agar upaya keras mengatasi kebakaran di daerah masing-masing harus tetap menjadi tujuan utama untuk dilakukan. Percuma menyandang moto “pantang pulang sebelum api padam” jika ternyata masalah kebakaran masih belum bisa diatasi. Meski demikian, dia menegaskan bahwa memadamkan api yang besar memang tidak mudah dan tidak bisa dilakukan oleh orang biasa. Sebab itu pula, petugas pemadam kebakaran juga harus punya kemampuan SDM yang mumpuni untuk menjalankan tugasnya secara profesional.
“Efek dari kebakaran ini akan menghilangkan kebutuhan masyarakat karena kebakaran menggoncang ekonomi masyarakat,” tambahnya.
Musibah kebakaran yang terjadi, diyakini 99 persen adalah ulah manusia. Berangkat dari pengalaman tahun 2015 lalu, kebakaran banyak terjadi di Pulau Sumatera, hingga menyebabkan kerugian sebesar Rp 50 triliun lebih. Akibatnya, sektor transportasi dan bisnis dan pengembangan masyarakat jadi terganggu.
Penulis: Melba