BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Selain beras, sebagai komiditi utama masyarakat yang memberi andil dalam tingginya angka kemiskinan Riau tahun 2015, ternyata rokok juga memberi pengaruh besar kedua setelah beras, terhadap angka kemiskinan itu.
Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, mencatat jika dalam satu hari, pengeluaran satu kepala keluarga sebedar Rp 500 ribu, maka Rp 75 ribu dipastikan habis untuk membeli rokok. Kepala BPS Riau Mawardi Arsyad mengatakan, rokok ternyata memberi andil besar dalam pengeluaran rumah tangga.
“Posisinya kedua setelah beras. Sedangkan kebutuan lain itu angka persentasenya masih di bawah. Tingkat kosumsi terhadap rokok kian lama kian meningkat dibanding kebutuhan lain, yang pergerakan peningkatannya masih biasa saja,” katanya.
BPS Riau merilis jumlah penduduk miskin atau penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan di Riau per September 2015 lalu sebesar 562 ribu jiwa lebih atau 8,82 persen. Jika dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2014 yang hanya 498 ribu jiwa lebih, angka kemiskinan tahun ini meningkat sebanyak 64 ribu jiwa lebih.
“Selama periode September 2014 hingga September 2015 saja penduduk miskin di wilayah pedesaan diperkirakan bertambah 48 ribu jiwa. Wilayah perkotaan juga terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin, yakni lebih 15 ribu jiwa,” sambunya.
Dia menambahkan untuk distribusi presentase penduduk miskin di wilayah pedesaan tahun 2014 saja mencapai 8 persen lebih. Dan kota 6 persen lebih. Distribusi presentase ini mengalami pergeseran pada tahun 2015. Di wilayah pedesaan menjadi 9,95 persen dan kota 7,05 persen.
Dia menambahkan, selama periode September 2014 hingga September 2015 garis kemiskinan juga mengalami kenaikan signifikan. Peran komuditas makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan dengan peranan komuditas bukan makanan, seperti perumahan, sandang, pangan dan pendidikan, kesehatan.
Sumbangan itu bahkan mencapai angka 73 persen lebih. Sementara indek kedalaman kemiskinan tercatat juga mengalami kenaikan. “Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin di Riau relatif menjauh pada garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin relatif naik,” sambungnya. (Melba)