BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Hingga di kuartal III 2015, kinerja perbankan di Riau menunjukkan perkembangan yang tidak menggembirakan. Kondisi ini tercermin dari melambatnya pertumbuhan aset dan penghimpun DPK perbankan dibanding dengan tahun lalu.
Untuk aset perbankan tercatat sebesar Rp 96,51 triliun atau sebesar 10,07 persen, namun terus mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I dan triwulan II 2015.
“Begitu halnya DPK sebesar Rp 70,29 triliun atau tumbuh sebesar 9,57 persen. Lebih rendah dari pertumbuhan DPK pada awal tahun 2015,†kata Kepala BI Perwakilan Riau Ismed Inono, Rabu (23/12/2015).
Sementara itu untuk penyaluran kredit perbankan Riau pada tahun 2015 meski sedikit meningkat namun pertumbuhannya masih melanjutkan perlambatan yang terjadi dalam tiga tahun terakhir.
Kredit yang disalurkan sampai triwulan III 2015 mencapai Rp 54,95 triliun atau tumbuh 7,78 persen, sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan 2014 sebesar 7,26 persen. Ismed menjelaskan, untuk secara sektoral penyaluran kredit tahun 2015 pada triwulan III masih terkonsentrasi pada sektor pertanian dan perdagangan.
“Nominal kredit di sektor pertanian sebesar Rp 12,14 triliun atau tumbuh sebesar 9,64 persen. Sementara nominal kredit di sektor perdagangan sebesar Rp 11,48 triliun atau sebesar 2,44 persen,†jelasnya.
Resiko likuiditas perbankan pada triwulan ke III 2015 tercatat masih terjaga, hal ini tercermin dari angka LDR yang stabil sebesar 79,41 persen, namun lebih rendah jika dibandingkan LDR pada tahun lalu yang mampu mencapai rasio diatas 80 persen.
Selain itu, jika dilihat kualitas kredit, dari awal tahun 2015 kualitas kredit yang disalurkan oleh bank umum menunjukkan trend penurunan. NPL bank umum pada posisi triwulan ke III 2015 sebesar 4,34 persen dan mengalami peningkatan dibanding tahun 2014 sebesar 3,23 persen.
“Untuk itu perlu dilakukan upaya perbaikan NPL melalui peningkatan awareness terhadap resiko dan mengedepankan prinsip kehati-hatian,†lanjutnya.
Sebelumnya, Ismed menjelaskan bahwa tahun 2015 ini merupakan tahun yang sulit, hal ini dikarenakan perekonomian yang sulit. Bahkan untuk berbagai sektor mengalami penurunan secara drastis. (iqbal)
Â