BERTTAUHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – â€Sagu sumber daulat rakyat terhadap wilayah kelola dalam pengelolaan ekosistem rawa gambut yang berkelanjutan.†Tema itu sengaja diangkat dalam Festival Walhi kali ini.
Acara yang berlangsung di kecamatan Tebing Tinggi Timur itu akan diselenggarakan berdasarkan hasil swadaya masyarakat dari 6 desa. Yaitu desa Sungai Tohor, Sungai Tohor Barat, Nipah Sendanu, Sendanu Dahrul Iksan, Tanjung Sari dan Lukun.
Menurut Direktur eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Riau Riko Kurniawan, lokasi untuk penyelenggaraan festifal tersebut adalah wilayah yang sedang berkonflik dengan PT Lestari Unggul Makmur.
“Kegiatan ini bukan merupakan kegiatan seremonial, melainkan sarana konsolidasi untuk menggesakan proses pencabutan izin PT LUM seperti yang dijanjikan oleh Presiden Joko Widodo dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanaan saat hadir di Sungai Tohor. Momentum ini mari kita jadikan sarana konsolidasi menagih janji yang sudah dijanjikan tersebut.â€
Sungai Tohordan 5 Desa lainnya merupakan salah satu daerah penghasil sagu terbesar dan terbaik di Indonesia. Kelanjutan budi daya sagu yang dilakukan berdasarkan kearifan lokal terancam oleh keberadaan legalitas konsesi HTI PT LUM seluas 10.390 ha.
Korporasi yang terafiliasidengan APRIL ini sempat beroperasi pada pertengahan tahun 2009, hanya kekompakan warga 6 Desa dan desal lainnya yang berada di Tebing Tinggi Timur bersama WALHI Riau mampu menghentikan aktivitas korporasi tersebut.
“Hanya saja, pembangunan kanal dan aktivitas land clearing yang sudah dilakukan mengakibatkan kerusakan ekosistem rawa gambut. Hal inilah yang menjadi penyebab kebakaran dahysat di daerah tersebut padaawaltahun 2014 lal,” sambung Riko.
Dia menambahkan, harapan akan keberkelanjutan budi daya sagu yang tidak dilakukan secara monokutur dan kelestarian hutan yang menjadi penyangganya semakin membesar ketika Presiden JokoWi Dodo pada 27 November 2014 hadir di Sungai Tohor.
“Presiden saat itu berjanji pada masyarakat untuk meninjau ulang keberadaan PT. LUM yang mengancam nafkah hidup dan ekosistem rawa gambut. Hal ini kembali dipertegas Siti Nurbaya yang saat itu mendampingi Presiden,” ujarnya.
Riko menyebutkan, Festival Wilayah Kelola Rakyat ini boleh berakhir, tapi perjuangan kami masih berlanjut. Semoga kehadiran Melanie dan Iksan menjaga bara semangat masyarakat dan dukunganpun terusberlanjut,†ujar Riko usai kegiatan itu
Selain penampilan Melanie dan Iksan, Festival Wilayah Kelola Rakyat ini juga diwarnai kegiatan lainnya. Seperti penampilan Pelajar Sungai Tohor, Seni Tradisional, Aksi Panggung band indie asal Pekanbaru Kibo n Frend, Bazar kuliner sagu dan kegiatan lainnya. (rls/melba)