BERTUAHPOS.COM — Nilai tukar rupiah diprediksi akan melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini. Penguatan dolar AS memberikan tekanan pada banyak mata uang, termasuk rupiah.
Secara teknikal, rupiah berisiko mengalami pelemahan tipis dengan target depresiasi terdekat di Rp 15.540 per dolar AS.
Jika level ini tertembus, potensi pelemahan lanjutan dapat mencapai Rp 15.580 per dolar AS. Lebih jauh lagi, rupiah bisa melemah hingga kisaran Rp 15.600 – Rp 15.650 per dolar AS.
Namun, ada peluang bagi rupiah untuk bergerak lebih kuat. Target resistensi terdekat berada di Rp 15.490 per dolar AS, yang merupakan level Moving Average (MA) 50.
Jika level ini berhasil ditembus, rupiah berpeluang menguat ke arah Rp 15.450 per dolar AS. Dalam tren jangka menengah, rupiah masih menyimpan potensi penguatan dengan resistensi potensial di Rp 15.400 per dolar AS.
Pelemahan rupiah juga terlihat di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF). Pada perdagangan kemarin, kurs rupiah di pasar NDF tercatat di Rp 15.570 per dolar AS, lebih lemah dibandingkan penutupan di pasar spot yang berada di Rp 15.510 per dolar AS.
Penguatan dolar AS mengakibatkan sejumlah mata uang lain melemah. Pada pukul 08:00 WIB hari ini, Dollar Index yang mencerminkan posisi dolar terhadap enam mata uang utama dunia, naik 0,25% ke level 103,521. Dalam sepekan terakhir, indeks ini menguat 0,62% dan mencatat kenaikan sebesar 2,58% dalam sebulan terakhir.
Penguatan dolar AS dipicu oleh pernyataan Donald Trump, kandidat presiden AS dalam Pemilu 2024.
Dalam wawancara dengan Bloomberg News, Trump menyatakan bahwa jika terpilih, pemerintahannya akan menaikkan tarif bea masuk, mengurangi pajak dan regulasi, serta memperkuat komunikasi dengan Federal Reserve.
Pernyataan ini mendorong kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS. Untuk tenor 10 tahun, yield naik 1,6 basis poin menjadi 4,032%.
Kenaikan yield membuat aset berbasis dolar AS lebih menarik bagi investor, sehingga mendorong permintaan dolar dan melemahkan mata uang negara lain, termasuk rupiah.
Dampaknya juga terlihat dalam lelang Surat Utang Negara (SUN) kemarin. Penawaran yang masuk tercatat sebesar Rp 44,27 triliun, lebih rendah dibandingkan lelang sebelumnya yang mencapai Rp 46,65 triliun.
Khusus untuk penawaran dari investor asing, incoming bids tercatat Rp 7,2 triliun, jauh lebih rendah dibandingkan lelang sebelumnya yang mencapai lebih dari Rp 11 triliun.***