BERTUAHPOS.COM – Penerapan Kurikulum Merdeka dianggap lebih efektif dalam mengasah kemampuan serta minat dan bakat siswa di tingkat SMA/Sederajat, kata Plt Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Riau, Roni Rakhmat.
Menurutnya, kebijakan penghapusan jurusan IPA dan IPS di tingkat SMA/Sederajat tak lain agar siswa lebih fokus dengan bidang keilmuan yang mereka pilih, sehingga tak terbebani dengan berbagai macam mata pelajaran lainnya.
“Jika di kurikulum sebelumnya hanya ada 2 jurusan, kalau di Kurikulum Merdeka jurusannya justru lebih diperbanyak yang dibagi dalam kelompok,” katanya kepada Bertuahpos.com, Sabtu, 20 Juli 2024 di Pekanbaru.
Baca Juga
Plt Disdik Riau Pastikan Penghapusan Jurusan IPA & IPS di SMA/Sederajat Berlaku Tahun Ini
Adapun kelompok yang dimaksud, yakni bidang minat yang dipilih siswa sesuai dengan kemampuan dan minatnya, seperti engineering, medical, humaniora dan general. Kelompok ini, dianggap mewakili kebutuhan dunia kerja di masa depan, sehingga siswa bisa fokus mendalami bidangnya masing-masing.
“Kelompok ini seperti pemandu arah, mereka (siswa) ingin menggeluti profesi apa ke depan sesuai dengan minat dan kemampuan mereka. Dengan demikian, siswa akan lebih efektif untuk mendapatkan pendalaman materi. Di kelas, siswa sudah dapat materi secara teknis dan praktik,” kata Roni Rakmat.
Menurut Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, pada tahun ajaran 2022, sebanyak 50% sekolah telah menerapkan Kurikulum Merdeka.
Pada tahun 2024, jumlah sekolah yang menerapkan kurikulum ini meningkat pesat menjadi sekitar 90%. Anindito menyatakan bahwa kebijakan ini diharapkan dapat membantu siswa lebih fokus dalam membangun basis pengetahuan yang relevan dengan minat dan rencana studi lanjut mereka.
“Peniadaan jurusan di SMA merupakan bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka yang sudah diterapkan secara bertahap sejak tahun 2021,” ujar Anindito dalam wawancara dengan CNNIndonesia.com, pada Rabu, 17 Juli 2024.
Menurutnya, Kurikulum Merdeka bertujuan untuk mempersiapkan siswa dengan lebih terfokus dan mendalam. “Persiapan yang lebih terfokus dan mendalam ini sulit dilakukan jika murid masih dikelompokkan ke dalam jurusan IPA, IPS, dan Bahasa,” tambahnya.
Dengan diterapkannya Kurikulum Merdeka, diharapkan siswa dapat lebih siap dalam menghadapi studi lanjutan dan tantangan masa depan sesuai dengan minat dan kemampuan mereka.
Penghapusan Jurusan IPA & IPS di Riau sudah Berlaku Mulai Tahun Ini
PEMPROV Riau sudah akan memberlakukan kebijakan penghapusan jurusan IPA dan IPS di SMA/Sederajat, mulai tahun ajaran (TA) 2024/2025.
Roni menegaskan bahwa penghapusan jurusan IPA dan IPS di SMA/Sederajat sesuai dengan kebijakan baru yang dikeluarkan oleh Kemendikbudristek.
“Iya. Mulai tahun ajaran ini kebijakan itu juga berlaku di seluruh SMA/Sederajat di Provinsi Riau,” katanya, Jumat, 19 Juli 2024.
Dia mengatakan, penghapusan jurusan IPA dan IPS merupakan implementasi sepenuhnya dari Kurikulum Merdeka. Secara konsep tidak ada yang berubah dengan kebijakan ini. Hanya saja dari sisi pelaksanaan memang lebih teknis dan spesifik.
Jika sebelumnya, siswa diberi kebebasan untuk menentukan salah satu dari 2 jurusan (IPA dan IPS), dalam Kurikulum Merdeka, ada lebih banyak pilihan jurusan yang disuguhkan kepada siswa, sesuai dengan minat dan bakat siswa.
“Karena ini masih baru, kami bisa memaklumi kalau pelaksanaannya belum optimal. Tapi kami akan terus melakukan pengawasan dan mengevaluasi, agar Kurikulum Merdeka ini bisa berjalan sesuai dengan harapan,” tutur Roni Rakhmat.***