BERTUAHPOS.COM – Pj Gubernur Riau, SF Hariyanto, mengakui bahwa upaya mewujudkan target produksi migas 1 juta barel per hari tahun 2030, bukan pekerjaan yang mudah. Hal ini disampaikannya saat acara Indonesian Oil & Gas Supply Chain Management (IOG-SCM) Summit 2024 di Kota Batam, Kamis, 4 Juni 2024.
Sebagai salah satu daerah dengan produksi migas terbesar di Indonesia, Pemprov Riau mengapresiasi upaya kerja SKK Migas lewat IOG-SCM Summit 2024. Pj Gubri mendorong kepada seluruh stakeholder untuk terlibat secara langsung dan aktif. “Nggak bisa kalau kerja biasa-biasa saja. Kerjanya harus luar biasa. Apalagi waktu kita semakin mepet,” tuturnya.
SF Hariyanto mengatakan, saat junjungan kerja ke Riau beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menegaskan, bahwa upaya meningkatkan produksi migas harus dilakukan dalam rangka mewujudkan kemandirian energi.
“Pak Presiden sendiri yang bilang, kalau Riau sebagai ‘lumbung’ migas nasional. Saat ini rata-rata produksi migas Riau di angka 180 ribu barel per hari, sedangkan target produksi nasional 1 juta barel per hari di 2030. Artinya, kita hanya punya waktu 6 tahun lagi untuk mengejar target itu,” tuturnya.
Dia menegaskan, Pemprov Riau siap memberikan dukungan penuh kepada SKK Migas dan industri migas di waktu tersisa ini. Salah satu bentuk dukungannya, Pemprov Riau membentuk tim Satgas Dukungan Kelancaran Operasional.
Pj Gubri menyebut, tim ini akan mengakomodir berbagai kendala di luar produksi yang dihadapi oleh Industri migas, khususnya di Provinsi Riau, seperti masalah pembebasan lahan; pelepasan kawasan; perbaikan akses infrastruktur dan lain-lain. Oleh sebab itu, langkah koordinasi harus segera dimaksimalkan.
Wakil Kepala SKK Migas, Shinta Damayanti, sepakat dengan Pj Gubernur Riau, bahwa upaya untuk mengejar target produksi migas hingga 1 juta barel per hari 2030 bukanlah perkara mudah. Saat ini, kata dia, optimalisasi digitalisasi hingga menperkuat kolaborasi menjadi kunci keberhasilan itu.
“Kami menyadari bahwa target produksi migas 1 juta barel itu sangat dekat. Waktunya sudah mepet. Kalau ditanya bagaimana kondisinya, tentu tidak baik-baik saja. Kita masih ketinggalan. Satu-satunya cara mengejar ketertinggalan itu dengan meningkatkan semua aktivitas yang berkaitan dengan target tersebut,” kata Shinta.
Dia menambahkan, tahun 2025, rencana pengoperasian sekitar 1.000 sumur migas sudah harus terealisasi. Oleh sebab itu IOG-SCM Summit 2024 menjadi langkah penentu agar semua aspek dan berbagai sisi harus benar-benar disiapkan, termasuk mematangkan kerja sama dengan berbagai stakeholder.
“Nah, kenapa Batam? Karena di sinilah berkumpulnya penyedia jasa dari aktivitas operasional migas. Untuk mengejar target produksi 1.000 sumur migas, bisa kita tanya langsung ke mereka apa kurangnya? apa kendalanya? Kami (SKK Migas) siap membantu asal sama-sama komit untuk mengejar target nasional,” ujarnya.***(ADV)