Seperti yang dikatakan Saepul, salah satu warga kampar. Dirinya menceritakan sungai hijau ini sudah dikenal cukup lama oleh masyarakat Kampar dan daerah sekitarnya. “Airnya jernih, memang tidak hijau sih,” ujarnya Selasa (03/03/2015).
Menurut Saepul polemik saat ini objek wisata itu tidak dikelola secara profesional. Hanya dirawat dan dijaga masyarakat setempat yang mengaku sebagai pemilik tanah. “Kalau dikelola dengan baik bisa menjadi wisata andalan,” ujar Saepul.
Nisma, Mahasiswi satu perguruan tinggi negeri di Pekanbaru sengaja menyempatkan waktu bersama teman-temannya untuk mengunjungi objek wisata itu.
Sebab dirinya penasaran dengan cerita orang-orang soal sungai yang airnya mengalir jernih berwarrna tidak seperti kebanyakan. “Memang air sungainya indah dan jernih, tetapi tidak hijau betul,” ujarnya.
Kondisi alam yang masih dirimbuni pepohonan, cocok untuk jadi tempat piknik. “Memang banyak masyarakat yang mandi dan piknik di situ,” tuturnya.
Sungai Hijau adalah sebuah sungai kecil dengan airnya yang jernih dan dipenuhi batu-batu kecil di sepanjang dasarnya. Rumput air yang tumbuh di pinggir sungai, membuat sungai ini semakin terlihat berwarna hijau.
Untuk sampai ke lokasi ini tidak sulit. Ada dua jalur, pertama, jalan lingkar Kota Bangkinang, belok kiri setelah tugu yang biasa disebut Tugu Batu Belah. Jalan aspal mulus ini melewati komplek perkantoran Pemerintahan Kabupaten Kampar.
Jalan alternatif lain bisa lewat jalan raya Kota Bangkinang, tepatnya Jalan Ahmad Yani atau jalan setelah Islamic Centre. Setelah Jalan Ahmad Yani masuk ke Jalan Tuanku Tambusai, baru masuk jalan lingkar. (Riki)