BERTUAHPOS.COM – Perwakilan Hamas tiba di Kairo, Mesir untuk mulai membahas gencatan senjata di Gaza.
Mereka berharap perundingan ini akan mengakhiri konflik — yang berlangsung hampir 7 bulan — antara Israel dengan kelompok pejuang Hamas yang dapat dukungan Iran itu.
Konflik ini telah menarik perhatian di seluruh dunia. Meski belum dapat dikonfirmasi, namun laporan media menyebutkan para delegasi Hamas setuju dengan persyaratan yang diajukan oleh mediator Mesir.
Channel 12 Israel mengutip seorang pejabat Hamas yang mengonfirmasi bahwa pimpinan organisasi tersebut telah menyetujui tahap pertama rencana pembebasan sandera.
Namun, rincian dari perjanjian tersebut mungkin membutuhkan beberapa hari lagi untuk diselesaikan, menurut laporan CNN yang mengutip pejabat AS dan Israel yang tidak disebutkan namanya.
Sementara itu, Bloomberg Technoz melaporkan, Direktur CIA, Bill Burns, juga telah tiba di Kairo untuk membantu mediator Mesir dalam mencapai gencatan senjata.
Meskipun Israel belum mengirimkan delegasinya, perwakilan Hamas telah menyatakan keprihatinan mereka terkait kemungkinan lanjutan pertempuran setelah pembebasan sandera.
Sebelumnya, pihak Israel telah menegaskan bahwa mereka akan mempertimbangkan untuk bergabung dalam perundingan gencatan senjata, hanya jika Hamas merespons positif terhadap proposal terbaru yang diajukan oleh mediator internasional.
Namun, dalam sebuah pernyataan, Israel menegaskan bahwa mereka tidak akan menyetujui perjanjian gencatan senjata yang mengharuskan mereka untuk mengakhiri perang sebagai bagian dari kesepakatan pembebasan sandera.
Meskipun demikian, Israel telah memberikan jaminan kepada AS bahwa mereka tidak akan melakukan operasi militer di Rafah sebelum mendengarkan kekhawatiran dan perspektif dari pihak AS.
Hal ini dilaporkan sejalan dengan upaya AS untuk mencegah serangan besar-besaran di kota Gaza selatan tersebut.
Sementara itu, AS juga telah memberi pesan kepada Qatar bahwa mereka harus mengusir Hamas jika kelompok tersebut terus menolak gencatan senjata dengan Israel.
Pesan tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, kepada perdana menteri Qatar pada bulan April lalu.
Meskipun pembicaraan telah dimulai dan berbagai negosiasi sedang berlangsung, situasi di Gaza tetap tegang dengan laporan-laporan tentang kelaparan besar-besaran di beberapa wilayah dan ancaman protes yang lebih luas di Israel.***