BERTUAHPOS.COM — Sikap Indonesia menggema di hadapan Dewan Keamanan PBB saat Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, dengan tegas mengutuk tindakan kekerasan yang dilakukan oleh Israel di Jalur Gaza, Palestina.
Dalam pernyataan, Menteri Retno Marsudi meminta Israel untuk menghentikan pendudukan ilegal yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Di hadapan para diplomat dunia, Menteri Retno Marsudi menegaskan bahwa tindakan Israel di Jalur Gaza telah merenggut nyawa banyak warga sipil dan menciptakan ketidakstabilan di kawasan tersebut.
Indonesia, yang selama ini menjadi pendukung kuat Palestina, tidak bisa lagi berdiam diri di tengah penderitaan rakyat Palestina.
Sambil menyuarakan keprihatinan mendalam atas situasi yang semakin memburuk di Palestina, Menteri Retno Marsudi mengajak komunitas internasional dan Dewan Keamanan PBB untuk bersatu dan mengambil tindakan konkret.
Indonesia menuntut agar Israel segera menghentikan pendudukan ilegal tersebut, memulihkan perdamaian, dan memungkinkan warga Palestina untuk hidup dalam keamanan.
Dalam pertemuan itu Retno melontarkan pertanyaan secara tegas, “bagaimana Anda akan menjalankan tanggung jawab? Kapan Anda akan menghentikan perang di Gaza, memberlakukan gencatan senjata, membuka akses bagi bantuan kemanusiaan dan mendesak pembebasan warga sipil yang disandera,” ungkapnya.
“Hentikan pendudukan ilegal oleh Israel. Saya ulangi : hentikan pendudukan ilegal oleh Israel,” tegas Retno.
Dia berulangkali mengatakan bahwa “Indonesia mengutuk terus berlanjutnya agresi yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh Israel terhadap warga sipil di Gaza.”
Retno dengan geram mempertanyakan mengapa warga Gaza harus mendapat “hukuman kolektif” atas apa yang dilakukan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu.
“Apakah kita tidak akan melakukan apapun ketika melihat rumah sakit dibom, tempat-tempat ibadah dibom dan pembatasan akses pada air bersih, listrik dan BBM, dan memaksa warga Gaza mengungsi. Ini semua merupakan bentuk collective punishment (hukuman kolektif). Di sisi lain, warga sipil disandera dan nyawa mereka berada dalam bahaya,” ujar Retno.
Dia mengungkapkan, Indonesia tak sedikitpun menyia-nyiakan waktu untuk menggalang dukungan guna menyudahi aksi kekerasan ini.
Upaya konkret yang telah dilakukan Indonesia untuk mengakhiri konflik tersebut, yakni aktif berkoordinasi melalui Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), ASEAN, Komite Bersama ASEAN (ASEAN JCC), dan berbagai pertemuan internasional lainnya.
Dia menggarisbawahi urgensi dalam memberikan fokus pada aspek kemanusiaan dalam penanganan konflik ini.
Dalam kesempatan tersebut, Retno Marsudi menegaskan tiga desakan kunci yang diajukan Indonesia kepada Dewan Keamanan PBB.
Pertama, segera memberlakukan gencatan senjata untuk menghentikan tindakan kekerasan yang telah merenggut banyak nyawa.
Kedua, memprioritaskan akses kepada bantuan kemanusiaan untuk meringankan penderitaan rakyat Palestina. Dan ketiga, mengembalikan kebijakan berdasarkan hati nurani dalam tindakan Dewan Keamanan PBB.
“Gunakan kekuatan Anda yang besar supaya lebih manusiawi (karena) warga Palestina berhak mendapatkan hak dan perlakuan yang sama,” tuturnya.***