BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Ratusan jemaah umroh asal Pekanbaru, terkurung lebih kurang enam jam di pesawat Lion Air, di India, saat dalam perjalan pulang dari Jeddah ke Pekanbaru.
Jemaah umroh asal Pekanbaru ini berangkat umrah menggunakan jasa PT Laksamana Mulia Wisata, dan diterbangkan menggunakan pesawat Lion Air dengan Nomor Penerbangan JT-57 tujuan Jeddah – Pekanbaru.
Dari informasi yang diterima, pesawat yang membawa ratusan jemaah umroh asal Pekanbaru itu, harusnya hanya mampir di India untuk mengisi bahan bakar.
Namun pesawat itu dikabarkan mengalami kerusakan sehingga harus kembali ke bandara di India untuk dilakukan perbaikan.
Karena tak disertai visa transit, para penumpang akhirnya terkurung selama enam jam di pesawat itu.
Terkait hal ini, Kanwil Kemenag Riau pun angkat suara.
Menurut Kepala Kanwil Kemenag Riau Mahyuddin, pihaknya dalam hal ini hanya memiliki hak dan kewenangan untuk melakukan monitoring evaluasi terhadap travel agent penyelenggara umroh.
Sementara atas kerugian yang dialami oleh jemaah umroh, maka pihak penyelenggaralah yang sepenuhnya betanggung jawab.
“Artinya kalau mereka (travel agent) yang memberangkatkan jemaah, maka mereka lah yang bertanggung jawab terhadap jemaah,” ungkapnya saat dihubungi Bertuahpos.com, Selasa, 12 September 2023 di Pekanbaru.
Dia menambahkan, kewajiban Kemenag dalam hal monitoring dan evaluasi kegiatan pemberangkatan jemaah umrah oleh pihak travel agent, termasuk dari sisi lancar atau tidaknya perjalanan ibadah umrah yang diselenggarakan.
“Kasus seperti ini pasti akan jadi bahan evaluasi kami terhadap travel agent sebagai pihak penyelenggara dan hasilnya akan kami sampaikan ke pusat,” katanya.
“Karena travel agent penyelenggara ibadah haji dan umrah bernaung di bawah Direktur tersendiri di Kementerian Agama RI,” jelas Mahyudin.
Setakat ini, kata dia, pihaknya masih menunggu perkembangan dari kasus terkurungnya ratusan jemaah haji asal Riau di India itu, sembari melakukan hal-hal yang memang menjadi tugas dan kewenangan Kemenag dalam kasus ini.
Sementara itu, terkait maskapai yang digunakan untuk pemberangkatan jemaah umrah, adalah urusan bisnis antara pihak travel agent dengan maskapai.
“Kan untuk maskapai kewenangannya bukan di kita. Tapi kami mendorong kepada travel agent untuk memilih maskapai yang memang aman untuk memberangkatan jamaah ke Mekah,” ujarnya.
Sebagaimana dalam pemberitaan yang telah beredar, pihak PT Laksamana Mulia Wisata telah memberikan penjelasannya.
Pesawat yang membawa ratusan jamaah umroh asal Pekanbaru itu sudah diupayakan perbaikan dan mencoba terbang, namun harus kembali mendarat untuk diperbaiki.
“Seharusnya setelah isi bahan bakar, pesawat langsung terbang lagi dan mesti tiba di Pekanbaru pukul 09.30 pagi. Tapi pesawat baru mendarat di Bandara SSK II Pekanbaru pukul 18.00 WIB atau jam enam sore,” kata Vinri seorang staf di perusahaan itu.
Padahal dalam perjalanan sebelumnya, kata dia, penerbangan direct langsung Pekanbaru – Jeddah pada 24 Agustus lalu aman aman dan lancar tanpa kendala.***