BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Petani diminta untuk menyesuaikan masa tanam sering dengan mundurnya masuk musim hujan di tahun ini.
BMKG menyatakan prediksi musim hujan baru akan terjadi pada November 2023. Puncak musim hujan terjadi di Januari-Februari 2024.
Kepala BMKG Dwikora mengatakan, pola ini lebih lambat dibandingkan pola sebelumnya karena pengaruh El Nino moderat yang berlangsung hingga Februari 2024 dan Indian Ocean dipole (IOD) positif yang bertahan hingga akhir tahun 2023.
“Oleh karena itu, kami informasikan dini dengan mengetahui potensi mundurnya musim hujan, pola tanam dapat disesuaikan,” katanya.
Menurutnya, biasanya para petani mulai menanam tanaman yang membutuhkan air memasuki musim hujan. Namun, karena musim hujan datang lebih lambat, tanaman tersebut berisiko gagal panen.
Dengan demikian, petani diminta untuk segera mengubah pola tanam agar ketahanan pangan tetap terjaga.
Di sisi lain, Dwikorita mengungkapkan, mundurnya musim hujan sedikit banyak berpengaruh pada tingkat polusi udara di kota-kota besar.
Ia meminta pemerintah daerah setempat segera mengantisipasi hal ini, termasuk Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mengantisipasi dampak kesehatan yang muncul.
“Antara lain bukan satu-satunya, penyebabnya adalah tidak ada hujan yang mencuci partikel-partikel polutan tersebut. Nah, jadi salah satu dampak yang tidak nyaman, proses pencucian yang diharapkan dapat terjadi di bulan Oktober akhir itu, kemungkinan kalau mundur jadi pencuciannya juga mundur,” kata dia.
Ada 446 zona musim (ZOM) atau 64 persen wilayah yang memasuki musim hujan pada Oktober-November 2023. Jika dilihat dari sifatnya, sifat musim hujan pada tahun 2023 diprediksi normal secara umum dengan cakupan 566 atau 80,9 persen ZOM.
Namun, ada pula 69 atau 9,9 persen ZOM yang memiliki sifat musim hujan di atas normal. Di sisi lain, ada 64 atau 9,2 ZOM dengan sifat musim hujan di bawah normal.***