BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Pemprov Riau merespon adanya tuduhan dari berbagai lembaga penggiat lingkungan internasional yang menyatakan industri kelapa sawit merusak lingkungan. Hal itu, diyakini akan sangat mengganggu dan mempengaruhi perkembangan industri kelapa sawit di daerah.
“Seperti adanya tuduhan dari berbagai lembaga lingkungan mancanegara yang menyebutkan bahwa industri kelapa sawit sebagai perusak lingkungan,” kata Sekdaprov Riau SF Hariyanto saat membuka Diskusi Implementasi Program Sistem Integrasi Sawit-Sapi dalam Kerangka RAD-KSB di Provinsi Riau, bertempat di Hotel Pangeran Pekanbaru, Jumat, 15 Juli 2022.
Dia mengungkapkan, perkebunan kelapa sawit, khususnya sawit masyarakat memiliki peran penting dalam pembangunan daerah—jika dilihat dari berbagai fungsi yang berkaitan dengan ekonomi, lingkungan dan sosial. Seperti bisa diintegrasikan dengan pengembangan peternakan sapi potong sebagai upaya menciptakan sebuah sistem berkelanjutan. Keduanya saling menguntungkan—antara perkebunan sawit dan peternak sapi.
Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Kebun Sawit Berkelanjutan (RAN-KSB) yang kemudian ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah Provinsi Riau dengan terbitnya Peraturan Gubernur Riau Nomor 9 Tahun 2022 tentang Rencana Aksi Daerah Kebun Sawit Berkelanjutan (RAD-KSB) Provinsi Riau Tahun 2022-2024.
Melalui peraturan tersebut, kata dia, diharapkan menjadi kesungguhan pemerintah daerah dalam menghadapi berbagai tantangan yang harus dihadapi akibat perkembangan bisnis kelapa sawit yang tumbuh dengan pesat.
Sekda mengatakan bahwa Rencana Aksi Daerah Kebun Sawit Berkelanjutan (RAD-KSB) ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan semua limbah yang berasal dari perkebunan sawit yang dapat diolah menjadi bahan pakan ternak. “Selain meminimalisir adanya limbah juga mempunyai manfaat yang sangat berarti khususnya bagi pemilik perkebunan dan pemilik ternak,” lanjutnya.
Dia menjelaskan bahwa rantai makanan yang ada di perkebunan kelapa sawit menjadikan suatu sistem yang berkelanjutan. “Dimana ternak sapi mendapatkan pakan rumput yang ada sekitar lahan kelapa sawit, sedangkan ternak sapi memberikan feses yang tercecer di perkebunan yang dapat digunakan oleh tanaman kelapa sawit sebagai bahan pukuk kompos yang berkelanjutan,” jelasnya.***