BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Setelah 26 imigran asal Rohingya sebelumnya melarikan diri dari tempat pengungsian di Pekanbaru, lusa kemarin 8 imigran kembali melarikan diri.
Dengan demikian, total 34 imigran asal rohingya yang berada di tempat pengungsian di Pekanbaru berhasil kabur, dan hingga kini belum ada kabar soal keberadaan mereka.
baca juga: Kasus Pengungsi Rohingya Melarikan Diri Sudah Terjadi Sejak Dipindahkan dari Lhokseumawe
“Dari pertemuan kami dengan beberapa pihak terkait, memang disimpulkan bahwa para imigran Rohingya ini ingin ke Malaysia. Jadi kemungkinan besar mereka kaburnya ke saa,” kata Kepala Kesbangpol Kota Pekanbaru Zulfahmi Adrian, Jumat, 3 Juni 2022 di Pekanbaru.
Dia menyebut, sejak awal memang terdeteksi ada banyak keluarga para imigran tersebut di sana. Selain itu, terdata bahwa komunitas warga asal Rohingya juga banyak di negeri jiran tersebut, dengan jumlh hampir 150 ribu jiwa.
“Kemungkinan, itu salah satu motivasi mereka ingin segera ke Malaysia,” katanya.
baca juga: Di Balik Kaburnya 34 Imigran Rohingya dari Pengungsian Pekanbaru
Zulfahmi mengungkapkan, bahwa kasus pengungsi imigran asal Rohingya di Pekanbaru, merupakan dari rentetan kasus sebelumnya.
“Dulu awalnya, jumlah mereka [imigran Rohingya] ada 500-an lebih. Mereka dari Bangladesh, juga melarikan diri dan terdampar di Lhokseumawe, Aceh.”
Saat para pengungsi tersebut akan dipindah dari Lhokseumawe ke Pekanbaru, terdata jumlah yang diberangkatkan sebanyak 155 orang.
Semetara jumlah imigran yang ditiba di tempat pengungsian di Pekanbaru jumlahnya menjadi 119 orang.
“Hanya berselang 3 hari di pengungsian di Pekanbaru, sebanyak 26 imigran itu kabur. Lalu mereka kabur lagi 8 orang. Itulah yang mereka lakukan. Jangankan di Indonesia, sewaktu di Bangladesh saja mereka kabur,” katanya.
BBC Indonesia dalam sebuah laporannya pada Februari 2022, memuat pengakuan seorang warga Rohingya berdomisili di Malaysia. Dia rela bayar hingga RM6.000, atau setara Rp20 juta, untuk penyelundup yang bisa membawa kabur seorang saudaranya dari Aceh ke negeri jiran itu.
Dalam laporan itu juga disebut, bahwa secara umum komunitas Rohingya di Malaysia juga lebih banyak dan mereka bisa bekerja ‘walaupun secara gelap’.***