BERTUAHPOS, PEKANBARU – Kepolisian Daerah Provinsi Riau mengantisipasi pesan berantai terkait isu bakal adanya gerakan terorisme di seluruh Indonesia dalam rangka memperingati tragedi “September Kelabu”.
Â
“Setiap informasi terkait keamanan dan ketertiban masyarakat selalu kami antisipasi. Hal ini sudah menjadi kewajiban dan tanggungjawab kami di kepolisian,” kata Kepala Bidang Humas Polda Riau Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Hermansyah, Rabu (11/9/2013).
Â
Sebelumnya sejumlah kalangan masyarakat di Pekanbaru, Riau, diresahkan dengan pesan singkat via ponsel serta BlackBerry Messenger (BBM) yang berisikan bakal adanya gerakan terorisme untuk memperingati 11 September atau yang disebut sebagai September Kelabu.
Â
Dalam pesan mengatasnamakan Densus 88 Antiteror tersebut, dituliskan bahwa sasaran teror adalah aparat kepolisian serta pegawai lembaga pemasyarakatan.
Â
“Pesan singkat tersebut dapat dikatakan sebagai pesan berantai yang tidak jelas siapa sumbernya. Namun tetap saja wajib untuk diantisipasi,” kata dia.
Â
Terorisme di sejumlah negara maju bahkan negara berkembang seperti Indonesia menurut Hermansyah bukanlah merupakan hal baru.
Â
Namun terorisme menjadi aktual ketika terjadinya peristiwa “World Trade Center (WTC)” di New York, Amerika Serikat pada tanggal 11 September 2001 atau yang dikenal sebagai “September Kelabu”.
Â
Pada peristiwa tersebut, dikabarkan lebih dari 3.000 orang menjadi korban.
Â
Serangan itu dilakukan melalui udara, tidak menggunakan pesawat tempur, melainkan menggunakan pesawat komersil milik perusahaan Amerika sendiri, sehingga tidak tertangkap oleh radar Amerika Serikat.
Â
Tiga pesawat komersil milik Amerika Serikat dibajak, dua di antaranya ditabrakkan ke menara kembar “Twin Towers World Trade Centre” dan gedung Pentagon.
Â
Hermansyah mengimbau agar masyarakat tidak resah dengan pesan berantai tersebut, namun tetap waspada karena aksi-aksi terorisme bisa saja menimpa masyarakat atau yang bukan polisi.
Â
“Kami mengharapkan antara masyarakat dengan kepolisian ada sinergitas. Karena keamanan tidak hanya bisa dilakukan oleh kepolisian saja, namun juga sinergi dengan masyarakat,” katanya.
Â
Hermansyah mengharapkan masyarakat untuk memiliki daya cegah antiteror yakni dengan kepekaan serta mengantisipasi para pendatang baru di lingkungannya.
Â
“Jika ada pihak yang mencurigakan, maka sebaiknya segera melaporkannya ke pihak kepolisian terdekat agar bisa ditindaklanjuti,” demikian Hermansyah.
Â
(tribunpekanbaru)