Oleh: Andri Saputra, S.Pd., M.Pd*
TIMBUNAN daun ketapang kering menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pihak SMPN 12 Pekanbaru. Pengolahan sampah belum optimal, termasuk sampah organik.
Pihak sekolah sudah melakukan upaya pengurangan timbunan sampah dengan cara komposting. Bahan dasarnya sampah daun kering yang dicampur dengan EM4, dan campuran air nasi basi, atau air gula, bisa juga dengan campuran air tapai.
Sejauh ini, upaya tersebut hanya menghasilkan kompos padat, yang hanya dimanfaatkan sebagai media tanam untuk tumbuhan-tumbuhan di pekarangan sekolah.
Upaya lain, yang bisa dilakukan agar sampah daun kering lebih bermanfaat, yakni diolah menjadi pupuk kompos cair, dengan bioaktivator berupa MOL, berbahan dasar daun ketapang dengan variasi pengadukan. Lalu, bagaimana cara mengolah sampah kering daun Ketapang jadi pupuk cair? Apa saja bahan-bahan pendukungnya? Berapa lama waktu yang dibutuhkan? Simak penjelasannya berikut ini;
Proses Pembuatan Pupuk Cair Berbahan Dasar Sampah Daun Ketapang Kering
Proses pembuatan pupuk cair dari daun Ketapang kering sangat mudah, kita hanya perlu mengumpulkan daun Ketapang yang kering, kemudian daun dicuci dengan air mengalir hingga bersih. Tujuannya, agar tanah atau debu yang menempel pada daun Ketapang hilang.
Selanjutnya daun Ketapang dicincang halus agar ekstrak pada daun tersebut keluar seluruhnya. Daun Ketapang yang sudah dicincang dimasukkan ke dalam wadah bertutup yang sudah diisi air bersih terlebih dahulu.
Banyak air yang digunakan yakni kira-kira cukup untuk merendam daun Ketapang secara keseluruhan. Proses perendaman daun Ketapang memakan waktu tiga sampai 5 hari (dengan tidak membuka wadah selama waktu perendaman).
Selanjutnya, kompos cairan daun Ketapang dipisahkan dari ampasnya. Ampas daun Ketapang ini juga bisa dimanfaatkan untuk dijadikan kompos padat dengan menambahkan MP4 dan air nasi basi atau air gula atau air tapai dengan perbandingan 1 : 1 : 50. Artinya 1 sendok MP4 : 1 sendok air gula : 50 sendok air biasa.
Kemudian daun ampas Ketapang diaduk dengan rata dan biarkan selama 7 sampai 14 (hari tergantung cincangan daun Ketapang yang dibuat. Semakin halus cincangan daun maka semakin cepat pupuk kompos padat dihasilkan dan siap digunakan untuk tanaman di depan kelas).
Sedangkan pupuk cair daun Ketapang yang sudah jadi akan digunakan untuk menyiram tanaman dengan takaran 1 : 10. Artinya 1 liter pupuk cair daun Ketapang dicampurkan dengan 10 liter air biasa, kemudian diaduk rata dan siap untuk digunakan untuk menyiram tanaman.
Tujuan utama dari pembuatan pupuk cair daun Ketapang, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pupuk cair daun Ketapang terhadap tanaman yang ada di depan kelas. Sebab daun Ketapang mampu menghasilkan zat organik yang berfungsi untuk menyeimbangkan kadar pH, serta menghasilkan zat organik yang mampu menyerap zat kimia dalam air. Selain itu pupuk cair daun Ketapang menjadi ikon di sekolah saat ini.
Selain menjadi ikon pupuk cair, olahan dari daun Ketapang ini turut menambah pemasukan bagi komunitas di sekolah saat ini. Pupuk cair daun Ketapang dijual dengan harga terjangkau yaitu Rp10.000 per botol.
Setiap kelas membeli minimal 2 botol pupuk cair daun Ketapang dalam satu bulan. Selain itu, para wali murid juga banyak yang membeli pupuk cair daun Ketapang, setelah mereka melihat manfaat yang dihasilkan oleh pupuk ini. Tanaman menjadi subur dan rimbun.
Melihat peluang tersebut tim pembuatan pupuk cair daun Ketapang mulai mempromosikan serta menjelaskan manfaat pupuk dalam lingkup lebih luas. Pupuk ini hampir tak ada efek samping bagi tanaman, karena proses pembuatan pupuk cair daun Ketapang tidak menggunakan zat kimia sama sekali. Pupuk ini, murni Murni kompos cair alami.
Selamat mencoba!***
*Penulis adalah Guru Matematika di SMP Negeri 12 Pekanbaru