BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU —- Riau perlu mempersiapkan para ahli yang betul-betul punya komitmen kuat untuk melestarikan dan memelihara pantun.
“Melestarikan pantun sebagai warisan budaya harus dilakukan dengan sungguh-sungguh,” kata Ketua Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) Pusat Pudentia, Sabtu, 18 Desember 2021.
Penting untuk menjadi perhatian pemerintah daerah saat ini, bagaimana semua pihak melakukan pengamanan, perlindungan, dan pelestarian pantun.
Sehingga Pantun tersebut akan tetap ada sampai kapanpun di Indonesia khususnya di Provinsi Riau.
Para ahli itu bertugas memelihara dan pantun dan juga warisan-warisan budaya tak benda lainnya yang ada di Provinsi Riau ini yang jumlahnya juga cukup banyak.
“Semoga semua niat, kerja baik dan harapan kita yang terbaik juga dapat terlaksana,” ucapnya.
Pudentia mengingatkan, kalau tidak berbuat apa-apa dalam melestarikan pantun yang sudah termasuk warisan dunia ini, maka setelah lima tahun lagi akan dicabut sertifikatnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, kalau memang tidak melakukan preservasi, tidak melakukan hal-hal yang mendukung keberadaan pantun ini ke depan, maka memang sertifikatnya itu terancam untuk langsung dicabut. Akan tetapi biasanya langsung ada rapor merah.
Dia mengungkapkan, pernah menyaksikan rapor merah diberikan ke Indonesia beberapa tahun lalu.
Rapor merah ini didapatkan karena warisan budaya alam, yang dianggap Indonesia kurang memberi perhatian pada hutannya.
Padahal sudah ditetapkan sebagai hutan lindung dunia.
Akan tetapi kenyataan di lapangan ternyata ada pembakaran hutan, pembalakan liar, dan sebagainya yang dianggap kurang diberi perhatian Indonesia lalu diberikan rapor merah untuk Indonesia.
“Kemudian diberi juga catatan bahwa kalau dalam waktu sekian tahun belum diperbaiki raport merahnya, maka sertifikat itu kemungkinan akan diambil kembali. Kira-kira demikianlah juga nasib pantun ini bila memang tidak ada apa-apa,” tegasnya. (bpc2)