BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Kim Jong-un kembali mengeluarkan kebijakan aneh untuk warganya. Kim Jong-un memerintahkan warganya untuk sedikit makan hingga tahun 2025.
Perintah tersebut terkait masalah kelaparan yang tengah menimpa negara tersebut. Korea Utara telah menutup semua perbatasan dan melarang semua bahan baku dari China, sejak pandemi Covid-19 di awal 2021.
Hal tersebut membuat bahan makanan di Korea Utara semakin sedikit. Pada April lalu, otoritas Korea Utara telah mengingatkan masyarakat untuk bersiap menghadapi situasi ekonomi terburuk.
Bahkan situasi tersebut dianggap lebih buruk ketimbang “Maret yang Sulit”, nama dari bencana kelaparan di Korea Utara pada 1994 hingga 1998 yang membunuh jutaan orang.
Menurut sumber dari Radio Free Asia, situasi darurat ini membuat Kim Jong-un memberi perintah bahwa rakyatnya harus siap dengan situasi ini hingga empat tahun lagi.
“Dua pekan lalu, mereka (otoritas Korea Utara) memberitahu unit pengawas lingkungan bahwa situasi darurat makanan kita akan berlanjut hingga 2025,” ujar sumber dari Kota Sinuiju seperti dikutip dari Express, Kamis, 28 Oktober 2021.
Otoritas menegaskan kemungkinan perbatasan antara Korea Utara dan China dibuka sebelum 2025 sangatlah kecil.
Menurut sumber tersebut, ketika pihak otoritas memerintahkan warga perlunya menghemat dan mengonsumsi lebih sedikit makanan hingga 2025, tak ada yang bisa dilakukan.
“Ketidakpercayaan dan kebencian terhadap pemerintah merajalela di antara warga, karena mereka harus mengurangi jumlah makanan yang dimakan, dan mengencangkan ikat pinggang lebih dari sebelumnya,” tuturnya.
“Beberapa warga mengatakan bahwa situasi saat ini sangat serius sehingga mereka tak tahu apa bisa bertahan hidup di musim dingin mendatang,” ujarnya.
Sumber tersebut menegaskan bahwa perintah tersebut secara tak langsung adalah menyuruh warga Korea Utara kelaparan hingga mati.
Sedangkan warga lainnya di Hoeryong, mengungkapkan ketidakpercayaan warga atas bagaimana Kim Jong-un menangani pandemi Covid-19.
Sumber tersebut mengatakan pihak berwenang mengatakan situasi Covid-19 di luar negara itu sangat buruk, dan jumlah korban meninggal karena virus Corona terus bertambah setiap hari. Tetapi warga tidak percaya dengan penjelasan tersebut. (bpc2)