BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Tablet anyar dengan nomor kode WGR-W09 terlihat di situs benchmark Geekbench, dan menurut beberapa laporan yang beredar bahwa itu adalah Huawei MatePad Pro 2, yang disinyalir merupakan penerus dari MatePad Pro.
Menurut daftar Geekbench, tablet tersebut nantinya akan dibekali RAM 8GB. Meski belum ada informasi pasti mengenai model chipset tersebut, tetapi laporan lain mengatakan bahwa perangkat itu bakal mengusung prosesor delapan inti dengan kecepatan clock satu inti hingga 3,13 GHz.
Dikutip dari seluler.id, 3 core lagi beroperasi pada 2,54 GHz, dan empat sisanya pada 2,04 GHz. Perangkat ini berjalan pada Android 10. Dalam uji inti tunggal, perangkat mencetak 908 poin dan 2987 pada multi-inti.
Sekedar informasi, untuk Huawei MatePad Pro generasi sebelumnya, ia tampil dengan layar 10,8 inci Quad HD+ (2560 × 1600 piksel) dengan lubang kamera selfie. Rasio area layar ke panel depan adalah 90%, dan bezelnya cukup lebar. Model ini menjalankan platform seluler Kirin 990 (hingga 2,86 GHz), menerima RAM hingga 8GB dan ROM hingga 256GB.
Selain itu, Huawei MatePad Pro juga memiliki kamera utama 13MP dengan aperture f / 1.8 dan LED flash serta mendukung autofokus phase detection, dan kamera depannya beresolusi 8MP.
Kemudian soal baterai nya, Huawei MatePad Pro mengemas baterai 7250 mAh, dengan fast charging 40W dan wireless charging 15 W, serta quad speaker berteknologi Histen 6.0. Hanya versi 4G yang memiliki GPS.
Tablet ini juga hadir dengan stylus M-Pencil dan menawarkan 4096 tingkat sensitivitas tekanan. Dari penjelasan tentang Huawei MatePad Pro di atas, dapat diasumsikan bahwa tablet MatePad Pro terbaru yang akan datang, kemungkinan bakal membawa karakteristik yang lebih baik dan mumpuni.
Dalam berita terkait, guna melawan sanksi AS, Huawei dikabarkan akan fokus pada pengembangan perangkat lunak. Pendiri Huawei Technologies, Ren Zhengfei, mendesak karyawannya untuk berani menjadi salah satu pemimpin dalam pengembangan perangkat lunak. Reuters ini mengacu pada surat internal dari perusahaan.
Surat tersebut menyatakan bahwa akan sulit bagi Huawei untuk memproduksi peralatan mutakhir dalam jangka pendek. Oleh karenanya, perusahaan perlu fokus membangun ekosistem perangkat lunak seperti HarmonyOS, kecerdasan buatan cloud, dan produk IT lainnya.
Ren juga mencatat bahwa perkembangan masa depan akan berada di luar kendali Amerika Serikat, yang dimana ini akan memberikan kemandirian dan otonomi yang lebih besar bagi perusahaan. “Ketika kami mendominasi pasar Eropa dan Asia-Pasifik, Amerika Serikat tidak akan dapat memasukinya jika standar kami tidak sesuai dan mereka tidak akan membiarkan kami masuk ke wilayah mereka,” kata surat itu. (bpc2)