BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Awalnya, Johannes Cornelis Princen adalah wajib militer Belanda saat Perang Dunia (PD) II. Setelah PD II, dia ditugaskan ke Indonesia, walaupun dia sudah menolak. Namun, karena ancaman hukuman mati, Princen terpaksa mengikuti perintah tersebut.
Princen hanya anak muda biasa, yang kebetulan lahir sebagai Belanda dan bekerja sebagai serdadu. Namun, sebagai anak muda biasa, Princen juga akhirnya bertemu gadis yang dia suka di Indonesia.
Nama gadis itu adalah Asmuna, yang tinggal persis dibelakang Kebun Raya Bogor.
Suatu hari, Asmuna bermaksud untuk menemui Princen di baraknya yang terletak di depan Istana Bogor. Sayangnya, Asmuna mengalami pelecehan, dan ditembak di tempat mati penjaga barak karena melakukan perlawanan.
“Saat itu, saya sedang berada di dalam barak. Ketika ada suara tembakan, saya mengambil senapan saya dan berlari kedepan. Alangkah marahnya saya melihat Asmuna sudah tergeletak dengan tubuh berlubang di pos jaga,” ujar Princen, dikutip dari historia.id.
Princen kemudian melihat banyak yang salah dengan kolonialisme Belanda di Indonesia. Dia melihat banyak kezaliman yang terjadi. Akhirnya, Princen membelot ke TNI, dan bahkan menjadi anggota resmi dengan nomor pokok prajurit 251121085, kompi staf brigade infanteri 2, Grup Purwakarta.
Princen meninggal pada 22 Februari 2002. Selama hidupnya setelah pensiun dari TNI, Princen dikenal sebagai aktivis kemanusiaan. (bpc4)