BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Menyikapi persoalan seragam dan atribut siswa sekolah negeri dengan mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri, dianggap terlalu berlebihan. Hal-hal yang ditetapkan dalam SKB itu juga dianggap sangat tidak bijak.
Menurut Wakil Ketua DPRD Riau Hardianto, hal yang terjadi di SMK 2 Padang, Sumatera Barat, tentang penggunaan jilbab siswa itu, adalah kasuistik, dan dianggao tidak pantas sampai harus disikapi dengan terbitnya SKB tiga menteri. Sebab ada banyak hal lebih penting yang seharunya menjadi PR Kemendikbud yang harus dituntaskan, di tengah pandemi Covid-19.
“Menurut saya itu terlalu berlebihan, menyikapi persoalan di Padang, dengan mengeluarkan SKB 3 menteri dan berlaku seluruh Indonesia. Itu kan di Padang, di Riau sampai detik ini tak ada persoalan. Jadi jangan setiap persoalan satu kasus, kemudian dikeluarkan keputusan yang berlaku se Indonesia, kan tak bijak menurut kita, tak adil,” kata Hardianto.
Politisi Gerindra ini mengungkapkan, masalah seragam siswa bukan persoalan urgen, sebab dunia pendidikan di Tanah Air saat ini masih perlu diperbaiki kualitasnya. Pemerintah seharusnya lebih fokus pada sisi ini ketimbang mengurus segagam siswa.
“Kenapa tak berpikir bagaimana meningkatkan kualitas berpikir anak-anak Indonesia dari tingkat TK sampai ke perguruan tinggi. Seharusnya itu yang dibahas pemerintah pusat. Meningkatkan kualitas pendidik dan anak-anak yang dididik, sehingga mereka jadi anak-anak yang tangguh, untuk generasi penerus bangsa,” katanya.
Sebelum SKB tiga menteri ini diterbitkan, sempat viral seorang siswi non muslim di SMKN 2 Padang, Sumatera Barat menolak kebijakan sekolah untuk mengenakan jilbab. Kasus ini diketahui setelah video dekat antara orang tua siswi dan pihak sekolah viral di media sosial. Kasus ini kemudian menuai pro kontra di kalangan pemerintah dan Ormas Islam di pusat. (bpc2)