BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Dalam perlawanannya kepada VOC, Sultan Nuku menggunakan taktik VOC itu sendiri, yakni devide et impera (pecah belah). Sultan Nuku menghasut Inggris agar memerangi VOC.
Taktik Sultan Nuku berhasil. Inggris bersedia membantunya dalam perang melawan VOC. Dikutip dari Kumparan, Kamis 14 November 2019, Inggris meminjamkan kapal perang Resource kepada Sultan Nuku untuk berperang dengan VOC.
Inggris juga memberikan perlengkapan persenjataan dan amunisi kepada Sultan Nuku. Sebagai pembayaran, Sultan Nuku memberikan rempah-rempah kepada Inggris.
Konflik Sultan Nuku dan VOC sendiri bermula saat VOC secara sepihak menangkap Sultan Jamaluddin yang merupakan ayah dari Sultan Nuku. Sultan Jamaluddin kemudian diasingkan ke Batavia.
Sebagai raja baru di Tidore, VOC menunjuk Kaicil Gay Jira sebagai Sultan Tidore. Tak lama, VOC mengangkat Patra Alam, putera Kaicil Gay Jira sebagai sultan.
Perlawanan segera dilakukan Sultan Nuku, yang merupakan pewaris sah tahta Tidore. Sultan menjadikan Pulau Seram dan Irian Jaya sebagai basis perlawanan pada tahun 1781. Sultan juga memiliki angkatan laut dengan armada kapal Kora-kora.
Untuk memadamkan perlawanan Sultan Nuku, VOC kemudian menjadikan adik kandung Sultan Nuku, Kamaluddin sebagai Sultan.
Tahun 1787, VOC menyerbu Seram Timur, dan berhasil merebutnya. Sultan Nuku kemudian memindahkan basisnya ke Pulau Gorong.
Tahun 1796, pasukan Nuku berhasil merebut Pulau Banda. Sultan kemudian mengepung Tidore. 12 April 1797, Sultan Nuku berdiri di anjungan Resource memimpin pengepungan Tidore. Armada Kora-kora terus berpatroli, mencegah datangmya bala bantuan VOC dari Ternate.
Sultan Kamaluddin yang tak mendapatkan dukungan rakyat akhirnya melarikan diri ke Ternate. Sultan Nuku akhirnya berhasil merebut tahta Tidore.
Hingga tahun 1801, Sultan Nuku terus menggempur Belanda di Ternate. Belanda yang mengalami kekalahan akhirnya meninggalkan Ternate.
Pada 14 November 1805, Sultan Nuku yang mempunyai nama lengkap Nuku Muhammad Amiruddin ini meninggal dunia. Atas jasanya mengusir Belanda dari Tidore dan Ternate, Pemerintah Indonesia memberikan gelar Pahlawan Nasional pada tahun 1995. (bpc4)