BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Dalam surat yang dikirimkan ke isterinya, Mallaby sempat menceritakan kekecewaanya karena keadaan Surabaya tak kondusif lagi saat didarati pasukannya. Penyebabnya, Inggris telah menyebarkan pamflet agar orang Indonesia menyerahkan senjatanya.
“Pamflet ini adalah tamparan yang amat memalukan bagiku sebagai perwira tinggi,” tulis Mallaby dalam suratnya.
Saat Mallaby mendarat pada 25 Oktober bersama Brigade Infantri India 49 Maratha, Surabaya sudah sangat panas. Pertempuran kemudian pecah, yang berujung dengan tewasnya Mallaby, dan memicu peristiwa 10 November.
Dikutip dari Tirto, Mallaby sendiri lahir pada 12 Desember 1899, dengan nama lengkap Aubertin Walter Shotern Mallaby. Orang tuanya bernama William Calthorpe dan Katharine Mary Francis Mallaby.
Karirnya di militer Inggris dimulai pada 1 Oktober 1918 dengan pangkat Letnan dua. Dalam karirnya, Mallaby lebih banyak menjabat sebagai perwira staf ketimbang perwira lapangan.
Saat Perang Dunia II pecah, pangkat Mallaby adalah Letnan Kolonel pada 15 Agustus 1941. Mallaby kemudian ditempatkan sebagai Deputi Direktur Operasi Militer di Kantor Urusan Peranh. Tugas ini dijalaninya hingga tahun 1942.
Juli 1944, Mallaby kemudian bertugas sebagai Komandan Brigade Infantri India 49 Maratha, dengan pangkat Brigadir Jenderal. Bersama pasukan ini, dia kemudian dikirimkan ke Surabaya.
Pihak Inggris mengira penugasan Mallaby ke Surabaya tak akan berbahaya, karena perang sudah usai, dan Jepang sudah menyerah. Apalagi, tak ada jenderal Inggris yang terbunuh dalam Perang Dunia II.
Perkiraan itu meleset, Mallaby tewas pada 30 Oktober 1945. Jenazahnya kemudian dimakamkan di Menteng Pulo, Jakarta. (bpc4)