BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Stroke merupakan salah satu penyakit yang kerap melanda banyak orang. Pengetahuan umum masyarakat terhadap metode pengobatan penyembuhan stroke juga beragam. Ada yang lebih percaya dengan metode alternatif, ada juga dengan metode medis.
Lantas, mana yang harusnya didahulukan, pengobatan untuk penyembuhan stroke dengan metode medis atau alternatif? Menurut dokter spesialis rehab medic Rumah Sakit Awal Bross Pekanbaru, Konal Sangaji, untuk penyembuhan stroke harus diperhatikan langkah tepat dalam penyembuhannya lebih tepat. Rehabilitasi salah satu jalannya. Dimulai dari fase awal serangan stroke.
“Jika terkena kena stroke sumbatan seminggu sudah normal (tergantung usia), dengan memperhatikan golden period (masa emas/waktu utama) sejak serangan pertama atau 6 jam pertama yang ditangani dokter syaraf. Yang terkena Stroke hemoragik memang butuh waktu. Makanya pengidap stroke hemoragik harus ekstra pengawasannya,” katanya dr Kobal Sangaji.
Rehab medic vs alternatif
Dia menjelaskan, tak sedkit masyarakat — jika ada anggota keluarga mengidap stroke — selalu dibawa ke dukun atau pengobatan alternatif. Amankah demikian?
“Kalau saya berpandangan boleh-boleh aja alternatif. Tapi selesaikan dulu medisnya. Contoh kasus, ada seorang terpelajar anaknya patah tulang, dibawa ke dukun. Oleh dukun dikasih ramuan yang panas ditempel pada bagian yang sakit, ternyata jaringannya mati. Jadi sebelum alternatif, lakukan medis dulu,” katanya.
Kobal pun memberi solusi kalau tidak mau perawatan dengan medis, pihak keluarga diedukasi, untuk membeli alat sendiri, namun tentu bukan dilatih terapis.
“Kunci dari semuanya adalah latihan. Soal penyembuhan stroke datangnya cepat, pulangnya lambat. Sebab, serangan stroke berikut lebih berat. Bahkan pasien kita ada yang sudah 8 kali ken stroke,” ungkap dokter asal Surabaya ini.
Sebagai catatan, kata Kobal, untuk anak berkebutuhan khusus, hiper aktiv, juga dirawat dengan rehab medic, setelah didiagnosa oleh dokter anak. Atau seperti anak yang kakinya bengkok.
“Jadi, bukan hanya stroke, kita juga melakukan pada penderita kelainan fisik, dan mental lainnya. Itu hanya bagian kecil tapi porsinya banyak,” katanya sembari berseloroh.
“Peran kita bagaimana mencegah, maka kontrol harus teratur. Untuk pemberian obat, dievaluasi sebulan sekali cocok atau tidak? Apakah cocok terapi dengan pola A atau pol B. Lagi pula secara umum untuk rehab medic kita jarang pakai obat, hanya rehabilitasi,” ungkapnya. (bpc5)