BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Anak-anak ‘spesial’ harus diperlakukan dengan spesial. Butuh kesabaran menghadapi mereka, pasti. Namun siapa bilang kalau dengan segala keterbatasan menjadi penghambat untuk meraih Prestasi apa yang mereka cita-citakan.
Novilia Syarief punya banyak pengalaman terkait hal ini. Itu mengapa dia dipercaya untuk memimpin Special Olympics Indonesia (SOIna) Riau — sebuah wadah organisasi olahraga yang izinya para atlet dengan kebutuhan khusus.
“Mereka mengalami downsyndrome dan tunagrahita. SOIna di Indonesia sudah ada sejak 1989. Di Riau resmi dibentuk pada 9 Agustus tahun yang sama,” ungkap Novilia. “SOIna itu nama yang spesial, karena di dalamnya juga diisi oleh anak-anak yang spesial.”
Para atlet SOIna tidak bisa dianggap sepele. Jumlah cabang olahraga yang diikuti juga bertambah dari sebelumnya hanya 11, kini menjadi 15 cabang pertandingan olahraga.
Untuk cabang olahraga relatif sama dengan para atilit normal lainnya, hanya saja ukuran dan jumlah pemain di lapangan disesuaikan. Karena memang mereka harus diperlakukan khusus.
Untuk melatih para atlit tersebut harus memiliki ekstra kesabaran, ketekunan dan juga ada beberapa tantangan tersendiri yang akan ditemui oleh para pelatih. Hal tersebut juga dikarenakan para atlit tersebut memiliki keterlambatan dalam beberapa hal.
“Anak spesial dan segala sesuatu juga lebih spesial, karena ini anak-anak ini memiliki keterlambatan dalam intelektual, dalam belajar atau dalam berkegiatan,” bebernya.
Untuk tetap menjaga trend positif prestasi yang sudah diperoleh SOIna Riau, kata Novilia, pihaknya selalu mencari dan juga menggali potensi tersembunyi dari para calon atlit dengan cara bekerja sama dengan seluruh Sekolah Luar Biasa (SLB).
“Dan pengurus selalu bekerja sama mengadakan komunikasi dengan SLB se-Riau dalam rangka membina dan menggali potensi para atlit, ini harus melibatkan seluruh unsur dan tidak bisa hanya jajaran pengurus serta pelatih dari SOIna saja.”
Ketika berhasil menyabet gelar juara, Novilia menjelaskan bahwa kemenangan bukanlah hal yang utama dalam kompetisi yang diikuti. Melainkan hal yang paling utama adalah pembelajaran dan juga kekompakan yang akan dirasakan oleh para atlit.
“Karena anak-anak ini luar biasa dan untuk melatih juga dibutuhkan perjuangan yang juga luar biasa, membina dan mendidik ada cara khsusus,” ungkapnya.
“Seperti kompetisi yang diikuti atlit SOIna tidak sama dengan penyandang disabilitas yang lain. Karena ada tingkatan, tapi dengan anak-anak SOIna ketika menang bukan hal utama. Tetapi dengan mereka berpartisipsi itu adalah hal yang utama.”
Covid-19 Berpotensi Bikin Para Atlet Hilang Semangat
Para atlit SOIna Riau sendiri cukup disegani di Indonesia, Setiap ada event internasional anak-anak Riau ini selalu berhasil menyabet mendali emas, dan untuk Pormas atau kompetisi tingkat Nasional. SOIna Riau sudah dua kali berhasil menyabet juara umum.
Novilia mengatakan salah satu kendalanya, yakni para orang tua yang belum ingin mengikutkan anak mereka dalam persatuan Downsyndrom. “Kami menyadari bahwa ini tugas kami sebagai pengurus untuk mensosialisasikan bahwa anak ini adalah anak surga,” ungkapnya.
Selama pandemi corona (Covid-19), ada beberapa kegiatan yang tetap dijalani oleh SOIna Riau. Berbeda dari sebelumnya, dikarenakan pandemi Covid-19 ini segala agenda lebih banyak dilakukan secara daring atau online.
Dia berharap pemerintah daerah bisa mencurahkan perhatian yang ‘spesial’ pula kepada atlet-atlet ini, dengan keterbatasan yang dimiliki, mereka telah berhasil membawa harum nama daerah.
“Sekarang di masa pandemi para atlit akan menjadi kehilanga semangat. Dampaknya maka mereka akan lupa dengan pelatih dan juga lupa dengan temannya, tentu nanti performanya menurun. Itu yang kami cemaskan,” kata Novilia. (bpc2)