BERTUAHPOS.COM — Indonesia tengah mengembangkan sebuah alat tes Corona yang lebih akurat dari alat tes cepat yang sudah ada (rapid tes). Pengembangan alat ini tengah dikerjakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Diklaim, alat tes cepat model terbaru ini diyakini memiliki sensitivitas dengan tingkat akurasi yang setara dengan swab tes menggunakan PCR. Mau tidak mau, wabah Corona memang telah ‘membuka mata’ Berbagai pihak untuk melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar apa yang harus dilakukan biasanya.
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko mengatakan, alat ini merupakan bagian dari apa yang telah dilakukan LIPI semala pandemi COVID-19. Mereka pernah melakukan sebuah penelitian pada akhir Maret lalu.
Pelatihan ini betujuan untuk “meningkatkan kompetensi individu dalam menangani virus SARS-CoV2 sehingga dapat bekerja sesuai dengan kaidah biosafety dan biosecurity yang baik. ”Pelatihan gelombang kedua rencananya akan dimulai awal Juli mendatang,” ujarnya.
RT-LAMP Akan Gantikan Rapid Tes
Sedangkan alat tes baru yang akan menggantikan rapid tes bernama Reverse Transcription Loop-mediated Isothermal Amplification Turbidimetry (RT-LAMP). Kata, Handoko, RT-LAMP — tingkat akurasinya — setara dengan hasil PCR. “Alat ini tentu saja dapat menggantikan rapid tes,” tuturnya.
DW Indonesia melaporkan, alat ini lebih bisa diandalkan daripada rapid tes. Kalau rapid tes hasilnya agak ‘menipu’ karena butuh waktu seminggu untuk menunggu antibodi terbentuk. Dia menambahkan, RT-LAMP tidak harus menunggu antibodi IgM dan IgG terbentuk selama 7 hari layaknya rapid test karena yang diperiksa alat ini bukanlah antibodi. “Dengan demikian, deteksi bisa lebih cepat dilakukan,” ujar Handoko.
Untuk mengetahui reaksi alat ini juga tidak membutuhkan waktu lama. Sekitar 3 jam. Lebih cepat 1 jam dari hasil PCR yang membutuhkan waktu sekitar 4 jam untuk mengetahui hasil uji sample.
Handoko mengatakan bahwa RT-LAMP telah digunakan untuk medeteksi virus influenza, MERS, dan SARS. Ada pun reagen untuk reaksi RT-LAMP tersedia dengan harga lebih murah sekitar Rp10 juta untuk 100 reaksi. “Harapannya bulan Agustus atau September uji validasi dan optimalisasi sudah selesai,” imbuh Handoko. (bpc3)