BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – TNI mengirimkan 5 kapal perang dan 2 pesawat intai ke Natuna. Pengiriman kapal perang ini adalah bagian dari Operasi Siaga Tempur TNI terkait dugaan pelanggaran di wilayah Laut Natuna Utara.
Dikutip dari CNN Indonesia, Jumat 3 Januari 2020, rilis dari Puspen TNI menyebutkan 3 kapal perang sudah berada di Natuna. Sedangkan 2 kapal perang lainnya masih dalam perjalanan ke Natuna dari Jakarta.
Operasi Siaga Tempur ini di wilayah Laut Natuna Utara ini dilaksanakan oleh Komando Armada (Koarmada) I dan Komando Operasi Angkatan Udara (Koopsau) 1, dibawah pimpinan Laksamana Madya TNI Yudo Margono.
Sebelumnya, Direktur Operasi Laut Bakamla, Laksamana Pertama Nursyawal Embun, menuturkan kapal-kapal penangkap ikan itu juga dikawal oleh kapal penjaga pantai dan kapal perang China jenis fregat.
Nursyawal menuturkan telah berupaya melakukan pengusiran terhadap kapal-kapal China tersebut dari sekitar zona eksklusif ekonomi (ZEE) Indonesia di Natuna sejak 10 Desember lalu.
Ia menuturkan kapal-kapal China itu sempat menuruti permintaan untuk menjauh dari perairan Indonesia. Namun, beberapa hari setelahnya kembali memasuki dan mengambil ikan di landas kontinen Indonesia di sekitar Natuna.
“Kapal-kapal ikan itu saat dicek dari radar kami memang terdeteksi hanya beberapa tapi ketika kami cek ke lapangan kapal-kapal itu jumlahnya sampai 50-an, di atas 50-an bahkan dan dikawal dua coast guard dan satu kapal fregat Angkatan Laut China,” kata Nursyawal.
Baca: Paus Fransiskus Mengatakan Kebebasan Berpendapat Ada Batasnya
Nursyawal menuturkan pihaknya tidak bisa berbuat banyak untuk mengusir kapal-kapal China itu lantaran mereka dinilai lebih kuat. Sejauh ini, katanya, Bakamla telah memerintahkan kapal-kapal China itu untuk hengkang dari perairan Indonesia melalui komunikasi radio.
Nursyawal juga menuturkan pihaknya sempat mengadang meski kapal-kapal China itu tetap berkeras berlayar di wilayah Natuna dengan dalih bahwa perairan itu milik mereka. “Kami lalu lapor ke komando atas. Kami mencegah terjadi perseteruan di tengah laut saat itu karena kita berhitung secara kalkulasi kemampuan mereka memang lebih (kuat),” kata Nursyawal.
Akibat insiden ini, Indonesia-China kembali terlibat saling klaim wilayah perairan di sekitar Natuna. Jakarta menganggap kapal-kapal China tersebut telah menerobos wilayah ZEE Indonesia. Sementara Beijing mengklaim wilayah perairan dekat Natuna itu masih bagian dari Laut China Selatan yang menjadi kedaulatan mereka. (bpc2)