BERTUAHPOS.COM (BPC), LIMAPULUH KOTA – Bila Anda belum pernah melihat batu mengeluarkan suara musik, tidak ada salahnya berkunjung ke Negeri Talang Anau, Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, Propinsi Sumatera Barat.Â
Batu yang masuk salah satu cagar sejarah itu disebut Talempong Batu. Hebatnya batu berukuran sedang bentuk batu gunung itu masing-masing mengeluarkan bunyi tidak sama. Bahkan not nada Do Re Mi Fa So La Si Do begitu merdu terdengar.
Kemudian lagu-lagu Minang yang didendangkan dengan alat musik Talempong juga sangat indah dan merdu terdengar saat batu itu dimainkan oleh ahlinya.
Untuk memainkan batu cagar sejarah itu tidak bisa dimainkan semua orang. Hanya tokoh-tokoh adat di nagari itu yang dapat menyatukan bunyi masing-masing batu menjadi nada musik dan sebuah lagu.
Begitu juga untuk mengeluarkan bunyi batu itu, juga tidak bisa dipukul dengan alat seperti palu, kayu atau besi. Namun, hanya bisa dipukul dengan menggunakan batu berukuran sebesar batu gilingan cabai.
Bagi masyarakat pengunjung, baik wisatawan lokal dan mancanegara yang datang ke lokasi, tidak dilarang untuk membunyikan batu cagar sejarah itu. Hanya saja, tidak akan bisa mengeluarkan bunyi nada musik apalagi lagu.
Tetapi jangan khawatir, karena di lokasi selalu dijaga oleh ahli cagar sejarah itu yang siap mendendangkan lagu dari musik yang keluar dari Talempong Batu.
Wakil Bupati Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan yang singgah ke lokasi menjelang menuju tempat safari Ramadan, menyebut cagar sejarah Talempong Batu bisa menjadi penarik bagi wisatawan lokal dan mancanegara yang datang ke Limapuluh Kota.
“Ini bisa menjadi magnet untuk kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara ke depan. Apalagi banyak sejarah besar yang dapat dikunjungi menjelang menuju cagar sejarah Talempong Batu, seperti Tan Malaka,” pinta orang nomor dua di Luak Nan Bungsu itu, Kamis (8/6/17).
Wabub juga menyebut, Nagari Talang Anau bisa memanfaatkan peluang kunjungan wisata sejarah, yakni rumah dan pustaka Tan Malaka di nagari tetangganya, Pandam Gadang yang kini kian ramai dikunjungi pasca dilakukannya prosesi adat serta pemindahan makam tokoh pendiri republik itu dari Kediri, Jawa Timur ke Limapuluh Kota beberapa waktu lalu.Â
Tidak hanya wisata sejarah dan keajaiban batu mengeluarkan nada musik. Tetapi wisatawan juga bisa berwisata agro bisnis, dengan perkebunan jeruk Siam Gunung Omeh (Jasigo), sambil selfi memetik jeruk dari pohonnya langsung. Seakan serasa di kebun sendiri.
Kemudian juga di daerah itu terkenal dengan penghasil gula aren. Ditambah lagi, kondisi geografis wilayah yang bertebing dan banyak lereng perbukitan, menjadikan nagari bersitus sejarah ‘talempong batu’ ini kaya akan potensi alam.Â
“Melirik geografis wilayah, saya rasa disini bisa disulap jadi sentra perkebunan yang menjanjikan, karena didukung oleh iklim dan tanah yang subur. Ke depan, pemerintah nagari harus fokus melihat segala potensi dan kebutuhan, yang dapat menciptakan kemandirian bagi pembangunan,” sebut Ferizal Ridwan. (bpc15)Â