BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Dua hari menjelang Hari Raya Imlek yang jatuh pada tanggal 28 Januari 2017 nanti, pedagang tebu kuning mulai menjamur, khususnya di Pasar Bawah Pekanbaru. Hal ini terlihat berdasarkan pantauan Bertuahpos.com, Kamis (26/1).
Seperti yang kita ketahui, tebu merupakan salah satu elemen penting dalam perayaan Imlek. Tebu sendiri digunakan oleh etnis Tionghoa untuk melakukan sembahyang tebu yang biasanya dilakukan saat perayaan Imlek memasuki hari kesembilan. Tradisi sembahyang tebu ini biasanya disebut tradisi Thi Kong.
Untuk di Pasar Bawah sendiri, pedagang tebu sudah menjamur sejak seminggu sebelum perayaan Imlek. Hal ini diucapkan oleh Marni salah satu pedagang tebu yang diwawancarai Bertuahpos.com. “Untuk harganya kami jual Rp30 ribu per dua batang, dan kami biasanya hanya menjual tebu musiman tepatnya sebelum tradisi sembahyang tebu. Untuk jenis tebu yang kami jual ialah tebu kuning,” tuturnya.
Bagi etnis Tionghoa, tumbuhan tebu merupakan tanaman yang sakral sehingga diadakannya sembahyang tebu. Bagi etnis Tionghoa pula, tebu merupakan tanaman yang melambangkan umur panjang. Semakin panjang dan banyak ruas yang ada pada tebu, maka semakin banyak hoki yang dibawanya. Dalam bahasa Mandarin, filosofi tersebut dikenal dengan sebutan ciek-ciek shiang-shiang. Yang mana artinya, setiap ruas yang ada pada tebu melambangkan tahapan hidup manusia.
“Kita hampir tiap tahun kesini untuk membeli tebu kuning yang panjang. Nantinya tebu ini akan kami letakkan di sisi kanan dan kiri tempat kami bersembahyang. Kalau zaman dulu berdasarkan cerita yang saya dengar, tumbuhan tebu katanya yang menyelamatkan warga China pada saat perang,” ujar Desi salah satu etnis Tionghoa yang membeli tebu di Pasar Bawah.
Penulis: Teguh Asrin