BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Global Muslim Travel Index (GMTI) telah membuat kriteria yang apik untuk standarisasi wisata halal dunia. Kementrian Pariwisata sementara ini juga memakai kriteria yang disusun GMTI ini.
“Ada syarat sebuah obyek wisata memenuhi kriteria wisata halal. Syarat-syarat ini merujuk kepada kebutuhan hidup islami seorang muslim,” kata Ketua ASITA Riau, Dede Firmansyah, Rabu 21 Maret 2018.
Dalam membuat peringkat destinasi wisata halal dunia GMTI membuat kriteria sebagai berikut:
Pertama, ramah keluarga. Pada umumnya wisatawan Muslim berwisata bersama keluarga. Sehingga, kriteria ini menjadi syarat utama. Tempat wisata seyogyanya juga ramah anak muslim.
Kedua, keamanan. Tidak seorangpun mau bepergian ke tempat yang tidak aman. Bebas kejahatan, bebas terorisme, dan jaminan keamanan lain menjadi sangat penting.
Ketiga, jumlah Kunjungan muslim. Dalam membuat peringkat, GMTI juga melihat seberapa banyak kunjungan muslim ke tempat itu.
Keempat, jaminan kehalalan makanan dan banyaknya pilihan. Makanan merupakan hal paling berhubungan dengan soal halal-haram. Jaminanan kehalalan dan variasi makanan yang ada menjadi kebutuhan pokok.
Kelima, fasilitas salat. Adanya masjid dan petunjuk tempat dan waktu salat adalah kebutuhan sehari-hari seorang muslim di mana saja.
Keenam, fasilitas bandara. Cerita tentang sulitnya mencari tempat salat di bandara mungkin makin mengecil. Pasalnya, banyak bandara yang sekarang menyediakan tempat salat bagi pelancong muslim.
Ketujuh, pilihan akomodasi. Pesawat, hotel dan akomodasi lain perlu memberikan jaminanan kehalalan jika ingin menjadi destinasi wisata halal.
Kedelapan, kesadaran Kebutuhan Wisatawan Muslim dan Upaya Memenuhinya. Sembilan, kemudahan komunikasi. Sepuluh, kemudahan visa. Dan terakhir transportasi udara.
“Bagi Riau, secara umum sudah memiliki modal yang kuat untuk semua itu. Hanya perlu penegasan dangan hal-hal formal seperti sertifikat halal, aplikasi halal guide, dan dukungan pemerintah kepada semua pihak yang ingin mewujudkan hal ini,” ujar Dede. (bpc3)